Jokowi: Kita Patut Syukuri Pertumbuhan di Atas 5 Persen
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 13 November 2019 11:46 WIB
TEMPO.CO, Sentul - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bangsa Indonesia hendaknya bersyukur atas pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen. "Kita patut syukuri pertumbuhan ekonomi negara kita masih di atas 5 persen. Ini patut kita syukuri," kata Jokowi di Sentul International Convention Center, Sentul, Jawa Barat pada Rabu, 13 November 2019.
Hal ini disampaikan Jokowi saat memberi kata sambutan di Rakornas Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2019. Apresiasi terhadap angka pertumbuhan ekonomi itu, menurut Jokowi, perlu disampaikan karena mengelola negara sebesar Indonesia tidaklah mudah dengan kekayaan keberagaman suku, budaya, agama dan luasnya geografis Tanah Air.
Oleh karena itu, Jokowi meminta para pimpinan daerah untuk memperkuat jalinan komunikasi dan berhati-hati mengatasi persoalan-persoalan kecil sekalipun.
Tak terkecuali, tantangan eksternal juga dihadapi oleh Indonesia yakni resesi ekonomi global maupun pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu lalu menceritakan saat pertemuannya dengan Presiden Bank Dunia David Malpass, maupun Managing Director IMF, Kristalina Georgieva. Kedua petinggi itu menjelaskan kemungkinan kondisi ekonomi dunia pada 2020 akan lebih sulit.
Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, kata Jokowi, berpesan agar tiap pihak berhati-hati karena dunia baru menuju ke sebuah resesi. "Kita melihat negara-negara lain yang dulu tumbuh 7 persen tahu-tahu menjadi minus, artinya sudah resesi, yang dulu 90 persen turun menjadi 6 persen, yang dulu 4 persen sekarang turun menjadi 0,5 persen," ucap Jokowi.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Tanah Air, Jokowi mengingatkan, peran pemerintah daerah cukup besar. Salah satunya bisa melalui lelang belanja untuk pembangunan di daerah agar dilakukan sesegera mungkin. Dengan begitu, peredaran uang di daerah semakin banyak dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam negeri sejak awal tahun.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan perlunya para pimpinan di daerah menjaga komunikasi yang erat dan mengelola persoalan dengan baik. Hubungan yang erat itu juga harus berlangsung di tingkat kabupaten/kota.
Hubungan harmonis seperti itu, menurut Jokowi, akan sangat mempengaruhi tensi yang ada di daerah. "Kalau ada salah satu yang tadi saya sebut tidak rukun satu saja, akan menjadi masalah besar dalam menangani setiap problem-problem yang ada di daerah," katanya.
Begitu juga bila banyak terjadi perubahan pola perilaku interaksi sosial dan komunikasi, Presiden Jokowi minta jajaran aparat hukum berhati-hati dalam menangani setiap peristiwa sekecil apapun. Sejumlah insiden kecil itu bisa jadi menyebabkan gejolak politik dan keamanan melalui demonstrasi, seperti yang terjadi di sejumlah negara antara lain Hong Kong, Cile, dan Bolivia.
ANTARA