Penyaluran Kredit TKI, Indonesia Rangkul Jepang dan Jerman

Selasa, 12 November 2019 19:20 WIB

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah mempersiapkan kerja sama dengan Jepang dan Jerman untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kerja sama dilakukan agar penyaluran KUR bisa dilakukan melalui bank lokal di kedua negara.

“Kami sedang mengupayakan bentuk Government to Government (G to G),” kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat ditemui usai mengikuti rapat penurunan suku bunga KUR di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa, 12 November 2019. Kerja sama ditargetkan rampung 2020.

Dalam rapat ini, pemerintah memutuskan menurunkan suku bunga KUR dari saat ini 7 persen menjadi 6 persen tahun depan. Selain itu, plafon minimal penyaluran KUR pada tahun depan juga naik menjadi Rp 190 triliun, naik 35,7 persen dari tahun ini yang sebesar Rp 140 triliun. Angka ini akan terus ditingkatkan sehingga pada 2024, alokasi KUR mencapai Rp 325 triliun.

Advertising
Advertising

Selama ini, penyaluran KUR bagi para pekerja migran ini masih dilakukan melalui perbankan dan lembaga pembiayaan di tanah air. Sehingga, realisasi penyaluran KUR tidak maksimal. Di sisi lain, tingkat Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet juga menjadi cukup tinggi karena cabang perbankan Indonesia di negara tersebut terbatas.

Sehingga, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan perbankan di negara penempatan TKI. Agar, proses pengembalian KUR bisa dilakukan lebih mudah dengan cara mencicil. Jepang dan Jerman dipilih karena termasuk lokasi dengan jumlah TKI paling banyak.

Tahun 2018 ini, pemerintah memasang plafon penyaluran KUR bagi para pekerja migran sebesar Rp 1,56 triliun. Dari catatan Kemenko Perekonomian, baru 42,16 persen atau Rp 659 triliun kredit yang telah disalurkan hingga 30 September 2019. Jumlahnya mencapai 37.109 orang TKI.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, mengatakan kerja sama ini menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan cabang perbankan Indonesia di negara penempatan TKI. “Misal dengan bank asing kayak Standard Chartered, dia kan punya cabang di Hong Kong,” kata Iskandar.

Konsep kerja sama, kata dia, bisa juga lewat skema G to B alias Government to Business. Kerja sama lewat pemerintah ini diyakini bisa membuat penyaluran kredit bisa lebih tepat sasaran. Pengalaman sebelumnya, kata Iskandar, ada dua bank swasa di luar negeri yang menjadi penyalur pernah membawa kabur uang kredit yang harusnya diterima para TKI. “Jadi nanti Menaker membuat sendiri skemanya, mungkin ada kerja sama denga lembaga luar dan meminta jaminan dari banknya,” kata dia.

Berita terkait

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

22 jam lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

22 jam lalu

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

22 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

1 hari lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

2 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

2 hari lalu

Revisi Permendag Soal Impor Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Klaim Tidak Ada Masalah Lagi

Permendag 36/2023 tentang Pengaturan Izin Impor pernah mendapat protes dari berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

3 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

3 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

3 hari lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya