Pecah Kongsi, Hubungan Garuda dengan Sriwijaya Dilanjutkan B to B

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Kamis, 7 November 2019 11:48 WIB

Direktur Quality, Safety, dan Security PT Sriwijaya Air Toto Subandoro (tengah) menjelaskan soal pembuatan surat rekomendasi penghentian operasional maskapai penerbangan Sriwijaya dalam diskusi di Kopi Oey, Sabang, Jakarta Pusat, Senin, 30 September 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan bahwa maskapai Sriwijaya Air tidak lagi menjadi bagian dari grupnya. Dengan demikian, Direktur Perawatan dan Pelayanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menjelaskan, Sriwijaya akan melanjutkan bisnisnya sendiri.

"Hubungan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan dilanjutkan secara business to business," kata Iwan dalam keterangan tertulis yang beredar, Kamis, 7 November 2019.

Setelah keterangan ini beredar, VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan belum mengangkat telepon dari Tempo untuk ditanyai hal tersebut.

Pecah kongsi PT Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia diawali dari tidak akurnya hubungan maskapai milik kelluarga Lie itu dengan dan PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda. Keduanya kembali tidak akur karena adanya sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.

“Kami merujuk pada status terkini kerja sama manajemen antara Sriwijaya dan Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa selesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Iwan.

<!--more-->

Mulanya, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama operasi seiring dengan kondisi keuangan perusahaan maskapai nasional swasta itu yang tidak mendukung.

Dalam kerja sama itu, konflik antara dua perusahaan bukanlah perkara baru. Sebelumnya, hubungan Garuda dan Sriwijaya pun sempat memanas belum akhirnya memutuskan untuk rujuk kembali di awal Oktober 2019. Keduanya rujuk dengan mempertimbangkan tiga hal, yakni mengedepankan keselamatan, mempertimbangkan kepentingan pelanggan, dan menyelamatkan aset negara.

Saat keduanya berseteru dulu, Sriwijaya Air sempat membatalkan sejumlah penerbangan. Bahkan, Garuda Maintenance Facility atau GMF, anak usaha Garuda Indonesia, mencabut kerja sama untuk perawatan mesin pesawat dan penyediaan suku cadang.

Imbas dari konflik bisnis itu, Sriwijaya Air terpaksa mengandangkan 18 dari 30 pesawat miliknya. Sriwijaya kala itu disebut belum menjalin kerja sama dengan bengkel pesawat yang baru sehingga armada yang dioperasikan terbatas.

Setelah perselisihan dengan Garuda itu, frekuensi penerbangan Sriwijaya pun anjlok dari rata-rata 120 penerbangan per hari menjadi hanya 72 penerbangan saja. Selain membatalkan penerbangan, Sriwijaya juga sempat melakukan perampingan untuk beberapa rute.

CAESAR AKBAR | ANTARA | YOHANES PASKALIS

Berita terkait

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

2 jam lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

1 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

2 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

3 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

3 hari lalu

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

Maskapai Pelita Air secara resmi membuka rute penerbangan baru Bandara Haluoleo Kendari-Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

3 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

3 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

4 hari lalu

Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

4 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya