Ilustrasi Bahan Bakar Gas dan Pertamina. Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan saat ini pemerintah berupaya mengevaluasi harga gas industri agar dapat terjangkau.
"Ini sedang kita evaluasi agar bisa terjangkau dan semua pihak bisa merasakan benefit-nya," kata Djoko Siswanto dalam diskusi harga gas di Jakarta, Rabu, 6 November 2019.
Dia mengatakan formula penentuan harga gas menurutnya bervariasi. Di antaranya jenis pembelian gas, apakah melalui trader atau langsung dari konsumen kepada produsen.
Ia mencontohkan di Kalimantan harga gas bisa mencapai 4 dolar AS/MMBTU, untuk gas rumah tangga karena dekat dengan sumber mulut tambang. Kemudian penentuan trader tentu akan membuat harga sedikit lebih mahal, sebab harus ada biaya distribusi serta panjangnya pipa penyalur.
Hal itu belum memasukkan faktor profit untuk trader. Kemudian, saat ini pemerintah juga mendorong agar volume gas bumi di dalam negeri dapat maksimal diserap untuk kebutuhan perekonomian masyarakat.
Sementara itu, Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi Achmad Safiun berharap harga gas untuk industri idealnya berada di bawah 6 dolar AS/MMBTU, untuk dapat merangsang investasi industri.
Ia menyebutkan sudah banyak industri yang gulung tikar akibat tingginya biaya gas industri yang tidak kunjung turun. "Bahkan untuk industri sarung tangan latex kemarin di Jawa Barat tinggal ada tiga dari sebelumnya 12 industri," kata Achmad.
Kemudian, Achmad menjelaskan jika harga gas industri mampu kompetitif maka geliat produk industri untuk ekspor akan lebih besar, sehingga bisa memberikan masukan devisa bagi negara.