Pekerja saat memberikan lem perekat pada bagian badan kapal tua di Bengkel Kapal Muara Angke, Jakarta Utara, Ahad, 8 September 2019. Bengkel kapal tersebut menjadi mata pencaharian tambahan bagi warga pesisir khususnya muara angke, mereka dibayar Rp.150 ribu - Rp. 250 ribu perhari, dan butuh waktu minimal tujuh bulan untuk memperbaiki kapal barang yang memiliki berat rata-rata sekitar 350 ton tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin) Hendra Sugandhi pesimis target perikanan tangkap 8,4 juta ton pada 2019 akan tercapai. Sebab pada tahun lalu saja, produksi hanya bisa mencapai 7,2 juta ton.
“Sulit tercapai,” ujar Hendra kepada Bisnis, Minggu, 3 November 2019. Ia pesimis jika melihat dari jumlah kapasitas armada kapal nasional.
Menurut data Astuin, pemanfaatan sumber daya potensial perikanan tangkap Indonesia di setiap zona hanya 3,81 persen. Hal ini karena dari 362 kapal penangkap ikan laut lepas di atas 30 GT hingga Juli 2018, yang aktif hanya 188 unit, sementara 174 lainnya dikandangkan.
Sementara itu, hingga kini ada 4.890 dari 7.987 unit kapal di atas 30GT yang memegang izin. Sebanyak 3.097 unit tidak aktif.
Untuk mengatasi masalah produksi perikanan tangkap, Hendra lantas mengusulkan agar 3.097 kapal tersebut di-reaktivasi. Selain bisa meningkatkan produksi, pengaktifan kapal tersebut membuka peluang tenaga kerja baru. Sebab rata-rata satu kapal bisa mempekerjakan 20 ABK.
“Maka agar segera dapat menciptakan multiplier effect lapangan kerja 61.940 orang dikali 4 orang per keluarga 247.760 orang. Bahan baku industri bertambah, juga akan menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan devisa negara untuk menutup defisit transaksi berjalan,” tuturnya.
Hendra menambahkan pekerjaan rumah terbesar bagi KKP dan pelaku usaha saat ini adalah mempersempit kesenjangan antara potensi sumber daya ikan, produksi, dan ekspor.
Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat
1 hari lalu
Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.
KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut
3 hari lalu
KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.