BPS: Panen Tembakau Melimpah Tapi Produksi Rokok Anjlok

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Jumat, 1 November 2019 14:58 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto berbicara kepada wartawan, sesuai pemaparan Indeks Demokrasi Indonesia Tahun 2018, di Kantor Badan Pusat Statistik, Jalan Dr Sutomo, Jakarta, Senin 29 Juli 2019. Tempo/ Fikri Arigi.

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi dari Industri Besar dan Sedang (IBS) pengolahan tembakau atau rokok mengalami penurunan terbesar sepanjang triwulan III 2019. Sebaliknya, produksi dari Industri Menengah dan Kecil (IMK) tembakau justru mengalami pertumbuhan tertinggi pada periode yang sama.

“Tidak harus selalu sejalan,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Oktober 2019.

Sebagai klasifikasi, IBS adalah pabrik dengan tenaga kerja 20 orang ke atas. Sementara IMK, adalah industri dengan tenaga kerja 1 sampai 4 orang saja.

Sepanjang triwulan III 2019, BPS mencatat produksi dari IBS pengolahan tembakau turun hingga 13 persen quartal-to-quartal (qtq), terbesar dari semua sektor industri. Sebaliknya, IMK tumbuh paling tinggi dari semua sektor industri, mencapai 42,25 persen.

Suhariyanto mengatakan saat ini sedang terjadi musim panen tembakau di beberapa sentra produksi. Saat panen, para pengusaha IMK ini langsung mengolahnya dalam bentuk rajangan atau tembakau yang sudah dikeringkan. Rajangan inilah yang menjadi bahan baku rokok di IBS.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, produksi rokok di IBS dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dan permintaan akhir dari produk mereka tersebut. Terlebih, BPS juga mencatat adanya kenaikan harga rokok kretek yang menyumbang inflasi 0,02 persen month-to-month (mtm) pada Oktober 2019.

<!--more-->

Direktur Statistik Industri BPS, Marlina Kamil, mengatakan penurunan produksi rokok di IBS juga terjadi karena pabrik menahan produksi mereka. Dalam bisnis rokok, kapasitas produksi sangat tergantung pada produk apa yang saat ini tengah laris. “Tapi dia enggak bisa menahan lama juga, kalau kelamaan kan rasanya berkurang,” kata Marlina.

Ketika musim panen, kata Marlina, produksi rajangan dari IMK sebenarnya diserap penuh oleh IBS. Tapi, para petani tembakau di IMK tidak bisa langsung menjualnya ke pabrik, karena harus melewati pengepul. Sebab, para petani ini sudah diberi uang oleh pengepul untuk menanam tembakau. “Jadi hasil produksi mereka pasti ditampung oleh si pemberi uang,” kata dia.

Barulah setelah itu, rajangan yang sudah dikumpulkan oleh para pengepul dibeli oleh pabrik dan disimpan di gudang-gudang mereka. Salah satunya di Temanggung, Jawa Tengah. Di sana, kata Marlina, banyak kebun tembakau tapi tidak ada pabrik. Namun, pabrik-pabrik besar memiliki gudang untuk menampung rajangan di sana. “Gudangnya banyak banget itu, gudang tembakau,” kata Marlina.

Situasi inilah yang menjelaskan kenapa produksi rokok di pabrik besar turun, meski sedang terjadi panen tembakau. Sebab, kata Marlina, produsen harus menyimpan stok. “Mau ada panen atau tidak,” katanya.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

7 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

7 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

11 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya