Sektor Tekstil Disebut Sunset Industry, Kemenperin: Keliru

Kamis, 31 Oktober 2019 07:07 WIB

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Muhammad Khayam menyebut anggapan tekstil sebagai sunset industry adalah keliru. Sebab, sektor tersebut sejatinya adalah penyumbang besar perekonomian Indonesia.

"Dia adalah salah satu penyumbang besar, mungkin terbesar untuk satu sektor. Ekspor dalam pakaian jadi sendiri, tekstil sendiri, kulit dan alas kaki itu besar. Jadi anggapan sunset industry itu keliru," ujar Khayam di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019

Yang jadi persoalan, kata Khayam, anggapan sunset industry itu terlanjur bergaung pelaku industri tekstil dan produk tekstil, salah satunya ke sektor pembiayaan. Imbasnya, pemain TPT lokal pun kesulitan mendapat pinjaman dari industri keuangan.

Untuk menanggulangi anggapan tersebut, Khayam mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait. Bahkan ia menyebut telah ada kelompok kerja bersama Bank Indonesia untuk mendorong pembiayaan ke sektor TPT.

"BI sudah mengubah mindset mereka sendiri," ujar Khayam. "Kita enggak bisa sendiri, makanya kami menggandeng BI dan Otoritas Jasa Keuangan juga."

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi di dalam negeri terus mengalami peningkatan dan mencapai 20,71 persen hingga triwulan II 2019. Pada periode yang sama 2018 lalu, angka tersebut hanya di level 8,73 persen. Kontribusi indsutri tekstil dan pakaian jadi terhadap PDB juga cenderung membaik enjadi 6,68 persen pada triwulan II 2019.

Kendati, pertumbuhan pangsa pasar TPT Indonesia di pasar global cenderung stagnan di kisaran 1,5 persen. Angka pertumbuhan tersebut jauh ketinggalan dari Cina yang mencapai 31,8 persen, serta dua negara pesaing utama Indonesia, Vietnam dan Bangladesh yang tumbuh masing-masing 4,59 persen dan 4,72 persen pada tahun 2018.

Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan industri TPT Indonesia sempat memasuki era kejayaannya pada tahun 1980-an. Perdagangan Industri ini pun pernah mencatatkan surplus hingga US$ 7,8 miliar, melonjak dari US$ 5,2 miliar pada 2001.

Namun, kondisi tersebut berbalik pada periode 2008-2018, dan berpotensi berlanjut hingga beberapa tahun mendatang. Pada 2008, surplus industri ini hanya menembus angka 5,04 miliar dan pada 2018 menurun drastis ke US$ 3,2 miliar. "Penyebab utamanya adalah gempuran tekstil impor yang berasal terutama dari Tiongkok," ujar Esther.

Berita terkait

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

2 jam lalu

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

Merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

7 jam lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

8 jam lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

15 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

16 jam lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

16 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

1 hari lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

1 hari lalu

Siapa Sebenarnya Pemilik Sepatu Bata yang Pabriknya Tutup di Purwakarta?

Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya