Indef: Kabinet Jokowi Tak Ideal Sebab Pos Strategis Diisi Parpol

Minggu, 27 Oktober 2019 06:05 WIB

Politkus Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita, tiba di Kompleks Istana Kepresidenan jelang pengumuman resmi menteri Kabinet Jokowi Jilid II, Jakarta, 23 Oktober 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidangan perdagangan dan industri dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Andry Satrio Nugroho, mengatakan komposisi Kabinet Indonesia Maju bentukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum ideal. Sebab, beberapa pos strategis yang mengurusi bidang perekonomian tidak diisi oleh tokoh yang mumpuni.

"Kita masih melihat posisi strategis penopang industri, seperti Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, diisi orang partai. Idealnya posisi ini berasal dari profesional,” ujar Andry dalam diskusi online Indef bertajuk 'Kabinet Menteri Ekonomi Jilid II: Tantangan dan Harapan’ yang digelar pada Sabtu, 26 Oktober 2019.

Kondisi yang sama terjadi saat pemilihan wakil menteri. Jokowi dinilai masih mengutamakan kepentingan partai politik saat menunjuk pembantu menteri. Ia semula berharap, bila kursi menteri diisi kalangan partai, pos untuk wakil menteri diserahkan kepada pejabat karier atau kalangan profesional.

Andry menyayangkan pembentukan kabinet di bidang ekonomi yang tidak ideal. Padahal, menurut dia, dalam lima tahun ke depan, Indonesia bakal menghadapi tantangan global yang makin berat.

“Pada periode kedua, Presiden Jokowi dihadapkan dengan tantangan ekonomi yang tidak mudah. Perang dagang Cina dan Amerika Serikat masih belum selesai,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Dalam situasi konflik dagang yang belum menyurut, Andry mengatakan Indonesia rentan menjadi korban. Ia menyatakan, saat pertumbuhan ekspor Cina turun, kondisi perdagangan Indonesia berpotensi bakal lesu. Alasannya, mitra dagang terbesar Indonesia adalah Cina dengan total perdagangan mencapai US$ 45,9 miliar sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini.

Cina juga menjadi negara tujuan ekspor terbesar asal Indonesia dengan angka ekspor mencapai US$ 17,2 miliar. Komoditas yang diekspor pun memiliki kontribusi terbesar, seperti crude palm oil atau CPO, batu bara, besi dan baja, bijih tembaga, dan produk kayu.

Saat kondisi ekonomi Cina surut, laju ekspor sejumlah komoditas unggulan itu akan mengalami penurunan. "Jika terjadi penurunan permintaan dari pembeli terbesar seperti Cina, dipastikan perekonomian Indonesia akan melemah,” ucapnya.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

1 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

2 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

2 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

3 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

3 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

5 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

6 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya