Investigasi Rampung, KNKT Beberkan Kronologi Kecelakaan Lion Air

Jumat, 25 Oktober 2019 18:52 WIB

Tim SAR gabungan mengevakuasi turbin pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Sabtu, 3 November 2018. Penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) berhasil menemukan turbin pesawat Lion Air JT610 yang kemudian diangkat dengan kapal Baruna Jaya. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah menuntaskan hasil investigasi terhadap kecelakaan pesawat Lion Air JT610 pada Jumat, 25 Oktober 2019. Dalam paparannya, KNKT menyampaikan kronologi kecelakaan pesawat nahas yang terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang setahun lalu.

"Pada 29 Oktober 2018, pukul 06.32 WIB, pesawat Boeing 737-8 MAX registrasi PK-LQP yang dioperasikan oleh Lion Air dengan nomor penerbangan LNI 610 dalam penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Depati Amir Pangkal Pinang," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di kantornya, Jumat, 25 Oktober 2019.

Soerjanto mengatakan pesawat hilang dari layar radar pengatur lalu-lintas udara setelah pilot melaporkan adanya beberapa gangguan. Gangguan itu terjadi pada kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator kecepatan.

Tiga hari sebelum kecelakaan terjadi, yaitu pada 26 Oktober 2019, Soerjanto
mengatakan Lion Air telah mendeteksi adanya gangguan. Ia mengatakan gangguan indikator kecepatan dan ketinggian di pesawat JT 610 terdeteksi dalam penerbangan dari Tianjin, China ke Manado, Indonesia.

Kerusakan terjadi berulang hingga 28 Oktober 2019. Menurut Soerjanto, Lion Air kala itu telah melakukan perbaikan. Adapun malam sebelum kecelakaan, yakni pada 28 Oktober 2018, Lion Air mengganti angle of attack (AOA) pada sensor kiri. AOA kala itu diperbaiki di Denpasar, Bali.

"AOA sensor kiri yang dipasang mengalami deviasi sebesar 21 derahat yang tidak terdeteksi pada saat diuji setelah dipasang," tuturnya. Deviasi ini mengakibatkan perbedaan penunjukan ketinggian dan kecepatan antara instrument kiri dan kanan di cockpit.

Ketidasesuaian itu juga berkontribusi mengaktifkan stick shaker dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta.

Dalam penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, pilot berhasil menghentikan MCAS dengan memindahkan stab strim ke posisi mati atau cut out. Setelah mendarat di Jakarta, pilot melaporkan kerusakan yang terjadi. Namun kala itu, pilot tidak melaporkan stick shaker dan pemindahan stab strim ke posisi mati. Sementara itu, lampu peringatan AOA Disagree juga tidak tersedia sehingga pilot tidak melaporkannya.

"Masalah yang dilaporkan ini hanya dapat diperbaiki menggunakan prosedur perbaikan AOA Disagree," ucapnya.

Pada pagi harinya, yakni 29 Oktober 2018, pesawat yang dioperasikan oleh dua pilot dari Jakarta ke Pangkal Pinang kembali mengalami gangguan. Flight data recorder kala itu merekam kerusakan yang sama, yang terjadi pada penerbangan ini.

Belum 10 menit terbang, pilot terkam melakukan beberapa prosedur non-normal. Kepala Sub-bidang Komite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan pilot terdeteksi melakukan pengaktifan MCAS berulang-ulang. Pilot juga melakukan komunikasi dengan air traffic controller atau ATC selama beberapa kali untuk melaporkan kesulitannya dalam mengendalikan pesawat.

Karena ketidakmampuan pilot mengendalikan laju pesawat, pesawat lalu jatuh ke perairan Karawang, Jawa Barat. Dalam kejadian itu, setidaknya 180 penumpang dan awak kapal tewas.

KNKT menemukan adanya sembilan poin yang berkontribusi menyebabkan kecelakaan terjadi. Beberapa di antaranya adalah kesalahan desain MCAS Boeing yang mengandalkan satu sensor. Desain ini rentan terhadap gangguan.

Selanjutnya, pilot Lion Air juga mengalami kesulitan melakukan respons yang tepat terhadap pergerakan MCAS karena tidak ada petunjuk dalam buku panduan dan pelatihan. Kemudian, KNKT meneukan bahwa indikator AOA Disagree tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 Max 8 PK-LQP.

"Ini mengakibatkan informasi AOA Disagree tidak muncul pada saat penerbangan dengan penunjukan sudut AOA yang berbeda antara kiri dan kanan," ujarnya. Karenanya, perbedaan ini tidak dapat dicatatkan oleh pilot sehingga teknisi tidak dapat mengidentifikasi kerusakan AOA sensor.


Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

10 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Tutup Bandara Sam Ratulangi, Grup Lion Air Batalkan 27 Penerbangan

Grup Lion Air batalkan 27 penerbangan dari dan ke Manado imbas Bandara Sam Ratulangi masih ditutup karena erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

11 hari lalu

Pesawat Lion Group Kembali Beroperasi untuk Rute Ternate, Pastikan Kondisi Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

Saat ini wilayah penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate dalam kondisi aman dan terbebas dari pengaruh abu vulkanik bekas erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Prediksi Ekonom Soal Politisasi Bansos, Sejumlah Penerbangan Lion Grup Dibatalkan

Apakah MK akan membenarkan adanya politisasi bantuan sosial (bansos) dalam putusan sidang sengketa Pilpres 2024?

Baca Selengkapnya

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

11 hari lalu

Akibat Erupsi Gunung Ruang Manado, Lion Group Batalkan 27 Penerbangan Rute Terdampak

Pembatalan penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang yang meletus sejak 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

13 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

13 hari lalu

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.

Baca Selengkapnya

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

14 hari lalu

Simak Aturan dan Batas Maksimum Bawa Bagasi ke Pesawat Lion Air Group

Setiap maskapai memiliki aturan berbeda tentang batas maksimum bagasi yang dapat dibawa oleh setiap penumpang.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Beruntun di KM 58 Tol Cikampek, Pakar Transportasi Soroti Travel Gelap

16 hari lalu

Kecelakaan Beruntun di KM 58 Tol Cikampek, Pakar Transportasi Soroti Travel Gelap

KNKT telah mengungkapkan, mobil Gran Max penyebab kecelakaan beruntun di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 adalah travel gelap.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

19 hari lalu

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

KNKT memiliki investigator dan sekretariat untuk membantu proses investigasi kecelakaan di Indonesia, termasuk di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

KNKT Soroti 3 Isu Keselamatan di Insiden Kecelakaan Tol KM 58 Cikampek

19 hari lalu

KNKT Soroti 3 Isu Keselamatan di Insiden Kecelakaan Tol KM 58 Cikampek

KNKT menyimpulkan setidaknya ada tiga isu keselamatan yang dilanggar dalam kecelakaan di Tol KM 58 Cikampek hingga menyebabkan 12 orang meninggal.

Baca Selengkapnya