Mengenal Nadiem Makarim, Lulusan Harvard yang Rintis Ojek Online

Reporter

Antara

Senin, 21 Oktober 2019 16:46 WIB

Pendiri dan CEO GO-JEK, Nadiem Makarim berpose di Kantor GO-JEK, Kemang, Jakarta, 1 Maret 2016. Setelah diluncurkan pada Januari 2015, aplikasi GO-JEK kini sudah diunduh lebih dari 11 juta kali. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Nadiem Makarim bertemu Presiden Joko Widodo selama kurang lebih 40 menit di Istana Kepresidenan pada Senin pagi, untuk berbincang terkait visi dan misi presiden yang ingin mengembangkan SDM, mereformasi birokrasi dan meningkatkan investasi.

Nadiem juga menyatakan tidak sabar bergabung di dalam Kabinet Kerja guna melahirkan inovasi baru bagi negara. "Semuanya merujuk dari visi misi Pak Presiden. Ini merupakan kehormatan luar biasa bagi saya dan semoga didukung ke depannya, terima kasih," ungkap Nadiem Makarim usai meninggalkan Istana Presdien pada Senin siang.

Nadiem lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Alqadrie itu menempuh pendidikan strata satu Hubungan Internasional Brown University.

Nadiem menyelesaikan empat tahun pendidikannya di universitas yang berada di Inggris pada 2006, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard Business School, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada 2009.

Ia mengantongi predikat Master of Business Administration (MBA) pada 2011. Pada tahun yang sama Nadiem Makarim merintis perusahaan yang diberi nama Gojek.

Advertising
Advertising

Namun, sebelum sepenuhnya fokus pada Gojek, pada November 2011, Nadiem pernah bekerja untuk Zalora Indonesia sebagai Managing Director selama 10 bulan.

Delapan bulan lepas dari Zalora Indonesia, Nadiem Makarim bergabung dengan startup penyedia layanan pembayaran non-tunai, Kartuku, menduduki posisi Chief Innovation Officer.

Pada saat itu Nadiem Makarim bertugas dalam mengatur strategi produk, melakukan analisis kesiapan pasar dan menjalin kemitraan strategis dengan para pengecer.

Nadiem Makarim kemudian mundur dari Kartuku pada Maret 2014. Dia memilih fokus mengembangkan Gojek hingga akhirnya startup yang saat itu dikenal dengan aplikasi pemesanan ojek online tersebut resmi meluncur pada Januari 2015.

Saat mendirikan Gojek, Nadiem Makarim mengaku perusahaannya memiliki konsep spesial. "Gojek menjadi solusi dari berbagai layanan di Indonesia, seperti logistik, transportasi, kemacetan, apapun itu, dan di sini saya melihat itu, oke mari kita pecahkan masalah itu," kata dia pada Oktober 2015.

Gojek saat itu seakan-akan menjadi pioner tumbuhnya layanan-layanan serupa di Indonesia, khususnya Jakarta. Sama-sama berwarna hijau, GrabBike resmi meluncur di jalanan ibukota pada Mei 2015.

Berkat keberhasilannya merintis Gojek, Nadiem meraih penghargaan “Nikkei Asia Prize Ke-24" untuk inovasi ekonomi dan bisnis di Tokyo, Jepang, Mei 2018. Nikkei Asia Prize diberikan oleh Nikkei Inc sejak 1996 untuk para individu maupun organisasi yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi pengembangan kawasan dan membantu menciptakan masa depan lebih baik bagi masyarakat Asia.

Nadiem Makarim menjadi tokoh teknologi penerima penghargaan termuda se-Asia di sepanjang sejarah Nikkei Asia Prize sekaligus menjadi anak bangsa pertama yang meraih penghargaan bergengsi pada kategori ini.

Kini, Gojek telah menyandang gelar decacorn yang merupakan istilah bagi startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar.

Usai pertemuan dengan Presiden Joko Widodo pagi ini, Nadiem menyatakan bahwa dirinya telah mundur dari Gojek. "Saya di Gojek sudah mundur dan tidak ada kewenangan sama sekali," kata Nadiem Makarim.

Berita terkait

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

3 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

6 hari lalu

55 Tahun Budi Arie, Dirikan Relawan Projo Lantas Jadi Menteri Jokowi

Menjelang Pemilihan Presiden 2014, Budi Arie mendirikan Projo untuk mendukung Jokowi. Kini, jadi menteri Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pakar Politik Unand Prediksi Putusan MK Akan Gunakan Prinsip Ultra Petitum dalam Sengketa Pilpres 2024, Ini Maksudnya

7 hari lalu

Pakar Politik Unand Prediksi Putusan MK Akan Gunakan Prinsip Ultra Petitum dalam Sengketa Pilpres 2024, Ini Maksudnya

MK akan bacakan hasil putusan sidang PHPU sengketa Presiden 2024. Pengamat Politik Unand prediksi penggunaan prinsip ultra petitum dalam Putusan MK.

Baca Selengkapnya

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

9 hari lalu

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.

Baca Selengkapnya

Refly Harun Tuding 4 Menteri Jokowi Berbohong di Sidang Sengketa Pilpres MK

11 hari lalu

Refly Harun Tuding 4 Menteri Jokowi Berbohong di Sidang Sengketa Pilpres MK

"Masa automatic adjustment dilakukan di bulan Januari?" tanya Refly Harun.

Baca Selengkapnya

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

12 hari lalu

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

12 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

12 hari lalu

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

17 hari lalu

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

19 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya