Ekonomi Syariah Diyakini Tak Goyah oleh Perlambatan Global

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Jumat, 18 Oktober 2019 08:32 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro (kanan) bersama jajarannya, saat berkunjung di kantor Redaksi Tempo Palmerah, Jakarta, Selasa, 10 September 2019. Tempo/Bintari Rahmanita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, ekonomi syariah Indonesia tidak akan tergoyahkan oleh perlambatan ekonomi dunia yang saat ini sedang terjadi. Karena, peluang pertumbuhannya masih sangat besar karena didukung daya konsumsi yang besar, dan penduduk muslim yang mendominasi.

"Salah satu kekuatan menghadapi resesi adalah konsumsi rumah tangga, dan kami masih melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tengah resesi masih bisa mencapai rata-rata 5 persen," kata dia di kantor Bappenas, Jakarta, Kamis 17 Oktober 2019.

Bambang mengungkapkan, di Indonesia ada kurang lebih 60 juta kelas menengah yang merupakan target ekonomi syariah itu sendiri. Mereka juga berpotensi akan membuat Usaha Kecil dan Mikro (UKM) yang akan membutuhkan dari pendanaan syariah.

"Nanti UKM supaya bisa berkembang dia akan butuh pembiayaan yang datang dari perbankan syariah. Jadi itu ekosistem yang kita coba ciptakan di tengah kondisi menghadapi krisis seperti saat ini," ucap Bambang.

Selain itu, Kepala Bappenas menuturkan, perkembangan ekonomi syariah global juga tak luput dari faktor meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konsep ekonomi yang berbasis etika. Ini akan terus berkembang seiring dengan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

"Ekonomi syariah saat ini hadir sebagai sistem ekonomi alternatif di tengah kesadaran pasar akan praktek ekonomi yang mengedepankan tanggung jawab dan keadilan," tambahnya.

Bambang menjelaskan, pada tahun 2030, jumlah penduduk muslim dunia diprediksi melebihi seperempat dari populasi global. Seiring dengan pertumbuhan populasi, pasar ekonomi syariah global pada 2023 diperkirakan mencapai US$3,0 triliun dan aset keuangan syariah mencapai US$3,8 triliun.

Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2019 aset ekonomi syariah di Indonesia sudah mencapai hampir US$ 95 miliar, pangsa pasarnya 8,3 persen. Kemudian aset total perbankan syariah mencapai Rp 499,34 triliun atau sekitar 6 persen dari pangsa pasar keuangan syariah. "Jadi memang perbankan syariah kita harapkan jadi ujung tombak dari sektor keuangan syariah sendiri," ungkap Bambang.

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

19 menit lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

5 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

5 jam lalu

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pembangunan IKN sudah mencapai 80,82 persen per 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

6 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya