Menperin Optimistis PDB Indonesia Tahun 2030 Tumbuh 7 Persen

Senin, 14 Oktober 2019 17:49 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan dalam peluncuran bukunya yang berjudul 'Merajut Asa: Membangun Industri Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkelanjutan' di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini bahwa produk domestik bruto atau PDB Indonesia akan tumbuh menjadi 6-7 persen pada 2023. Salah satu kebijakan yang mendorong laju pertumbuhan PDB adalah program Making Indonesia 4.0.

“Making Indonesia 4.0 akan mampu mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1-2 persen per tahun sehingga pertumbuhan PDB akan naik dari baseline 5 persen menjadi 6-7 persen pada 2023,” ujar Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 14 Oktober 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statitstik atau BPS, besaran PDB berdasarkan atas dasar harga konstan atau ADHK pada 208 tercatat sebesar 5,17 persen. Sedangkan menurut atas dasar harga berlaku atau ADHB, PDB Indonesia mencapai Rp 14.837,4 triliun.

Airlangga mengatakan prediksi pertumbuhan PDB Tanah Air tersebut tercermin dari temuan sigi Google-Temasek. Menurut riset Google-Temasek, potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$ 40 miliar hingga akhir 2019. Sedangkan pada 2023, pertumbuhan PDB Indonesia akan menyentuh US$ 150 miliar.

"Kan kita bicara digital ekonomi digital, potensinya bisa sampai US$ 150 milar sampai 2030. Kemudian yang akan dicapai ialah US$ 40 milar sampai 2019. Potensi ini didorong oleh basis kebutuhan ekonomi di dalam negeri. Potensi ini bisa menaikkan pertumbuhan 1-2 persen per tahun,” ujar Airlangga.

Meski optimistis pertumbuhan PDB bakal berlipat dari tahun ke tahun, Airlangga mengatakan pemerintah masih perlu mengevaluasi program Making Indonesia 4.0. Pada sektor industri nasional, Indonesia perlu membenahi lima aspek teknologi yang menjadi kunci sukses utama program tersebut. Kelimanya adalah internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi printing 3D.

Selain itu, pemerintah masih perlu mengkoordinasikan industri lintas sektoral agar Making Indonesia 4.0 tercapai dengan baik. Adapun terciptanya Making Indonesia 4.0 ini bakal menjanjikan pembukaan lapangan pekerjaan untuk 17 juta orang, baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur, hingga 2023.

Berita terkait

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

1 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

1 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

2 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

2 hari lalu

Kala Jokowi dan Gibran Disebut sebagai Bagian dari Keluarga Besar Golkar dan PAN

Ini alasan Partai Golkar dan PAN menyebut Jokowi dan Gibran sebagai bagian dari keluarga besar partainya.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

6 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

7 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

7 hari lalu

Hadiri Penetapan Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih, Anies: Hormati Proses Bernegara

Anies dan Muhaimin hadir dalam acara penetapan presiden wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di KPU hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

8 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

8 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

11 hari lalu

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

Tony Blair menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahas IKN hingga stabilitas geopolitik.

Baca Selengkapnya