CORE: Realisasi Utang lewat SBN Tak Otomatis Picu Defisit APBN

Senin, 14 Oktober 2019 14:08 WIB

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan pemerintah merealisasikan pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) hingga mencapai 90 persen dari target dan berencana menarik utang luar negeri lebih dari target dinilai tak otomatis memicu defisit APBN melebar.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah. Ia mengatakan pinjaman luar negeri memiliki dua fungsi. Fungsi pertama pinjaman luar negeri adalah untuk menambah surplus neraca modal di tengah kondisi neraca transaksi berjalan yang saat ini mengalami defisit sebesar 3 persen dari PDB.

Adapun fungsi kedua utang luar negeri adalah untuk menjaga hubungan dengan menciptakan rujukan bagi pasar pinjaman luar negeri. Dua hal itu yang menjadi landasan mengapa pemerintah masih menarik pinjaman luar negeri meski saat ini pemerintah terus memprioritaskan SBN.

Terkait dengan defisit, Piter menilai perlu dipastikan terlebih dahulu seberapa besar selisih antara target dan realisasi penerimaan pajak. "Defisit dapat diyakini melebar berdasarkan proyeksi besarnya shortfall atau tidak tercapainya penerimaan pajak," ujarnya, Ahad, 13 Oktober 2019.

Apabila penerimaan pajak dan defisit APBN memang diproyeksikan melebar, maka pemerintah berpotensi untuk menarik utang lebih banyak baik melalui SBN maupun utang luar negeri. Walhasil, kata Piter, utang pemerintah bisa jadi dari luar maupun dalam negeri. "Prioritas utang domestik melalui SBN tetapi di sisi lain pemerintah akan tetap melakukan utang luar negeri," ujarnya.

Advertising
Advertising

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan per 9 Oktober 2019 menunjukkan bahwa penarikan utang melalui SBN secara bruto sudah mencapai Rp 759,22 triliun. Angka itu setara dengan 90,19 persen dari target sebesar Rp 841,78 triliun.

Secara netto, penarikan utang melalui SBN telah mencapai Rp 354,63 triliun atau 92,88 persen dari target yang mencapai Rp 381,83 triliun. Utang luar negeri dalam bentuk tunai diproyeksikan meningkat dari target sebesar Rp 30 triliun menjadi Rp 44,16 triliun atau 147,2 persen dari target.

Laporan semester I APBN 2019 menuliskan bahwa pemerintah telah menjajaki potensi penarikan pinjaman tunai sebesar US$1 miliar hingga US$2 miliar yang rencananya akan ditarik pada kuartal IV/2019. Pinjaman tersebut berfungsi sebagai buffer untuk pembiayaan.

Sebelumnya, Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Riko Amir mengungkapkan bahwa penarikan pinjaman luar negeri tunai tersebut berpotensi ditunda apabila penerimaan mulai membaik dan tidak ada lagi pelebaran defisit. Saat ini, defisit APBN diproyeksikan mencapai 1,93 persen dari PDB.

Penarikan utang pada sisa tahun 2019 bakal sangat bergantung pada biaya dan risiko yang perlu ditanggung pemerintah dari penarikan kedua jenis utang tersebut.

BISNIS

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

4 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

5 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

5 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

5 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

9 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

10 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

10 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

10 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya