Delapan Hektare Hutan Rakyat di Magetan Terbakar
Reporter
Nofika Dian Nugroho (Kontributor)
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 10 Oktober 2019 22:24 WIB
Tempo.Co, Magetan - Sekitar delapan hektare lahan di kawasan hutan Gunung Bancak yang masuk wilayah Desa Garon, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur terbakar pada Rabu malam, 9 Oktober 2019. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa itu. Bahkan, kerugian material dinyatakan tidak ada.
"Titik lokasi kebakarannya di dekat puncak gunung," kata Kepala Seksi Kedarutan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Fery Yoga Saputra, Kamis, 10 Oktober 2019.
Menurut dia, kobaran api di titik itu mulai diketahui sekitar pukul 18.00. Petugas gabungan dari BPBD, kepolisian, TNI Angkatan Darat, Palang Merah Indonesia, perangkat desa, dan warga akhirnya melakukan penyisiran ke titik api. Upaya pemadaman juga dilakukan dengan cara manual, yakni memukulkan ranting pohon ke api.
Selain itu, personel gabungan juga membuat ilaran, yakni garis pembatas dari tumpukan daun kering untuk mencegah merambatnya api. Hingga akhirnya, petugas berhasil memadamkan api sekitar pukul 22.30. "Permukiman dengan jarak sekitar enam kilometer dari lokasi kebakaran dinyatakan aman," ujar Fery kepada saat dihubungi Tempo.
Disinggung tentang penyebab kebakaran di hutan rakyat itu, ia tidak dapat memastikannya. Namun, dimungkinkan karena sengaja dibakar untuk membersihkan lahan. Jika prediksi itu benar, Fery menyanyangkannya lantaran tanpa dibuatkan ilaran.
Berdasarkan catatan BPBD Magetan, ia melanjutkan, kebakaran yang terjadi pada Rabu malam kemarin merupakan kejadian kesekian kalinya. Sejak Juni hingga saat ini tidak kurang dari 10 kebakaran terjadi di sejumlah lokasi hutan dan lahan wilayah Magetan.
Selain di kawasan Gunung Bancak, bencana ini juga terjadi di Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan; Gunung Blego dan Gunung Bungkuk, Kecamatan Parang. "Untuk luas lahan yang terbakar lebih dari 20 hektare," ujar Fery.
Ia menyatakan potensi kebakaran hutan dan lahan masih cukup tinggi hingga beberapa waktu ke depan. Sesuai edaran dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), El Nino masih terus berlangsung hingga November mendatang.
"Kami berharap agar semua pihak menyampaikan informasi jika mengetahui kebakaran hutan. Warga desa (yang memiliki kawasan hutan) dan pemudanya diminta untuk ikut mengatasi," ia menuturkan.