Kesepakatan Kerja Sama RI dan Singapura Diperkuat, Ini Rinciannya
Reporter
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 9 Oktober 2019 07:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong kemarin sepakat memperkuat kerja sama antara kedua negara. Hal ini mereka sampaikan usai menyepakati sejumlah hal dalam Annual Leaders Meeting di The Istana, Singapura.
Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama usai pertemuan, menyampaikan sejumlah kesepakatan yang berhasil dicapai kedua negara. Pertama, Indonesia menyambut baik kesepakatan kedua negara mengenai Framework for Negotiation of FIR Realignment, yang ditandatangani 12 September 2019.
"Terkait hal itu, tim teknis kedua negara telah memulai pertemuan pada 7 Oktober dan diharapkan dapat segera membuahkan hasil konkret," kata Jokowi dikutip dari keterangan pers Sekretariat Presiden, Selasa, 8 Oktober 2019.
Kedua, Jokowi menuturkan bahwa Indonesia dan Singapura sepakat untuk memperpanjang kerja sama keuangan antara bank sentral kedua negara, yakni pengelolaan likuiditas valas secara bilateral (bilateral liquidity management arrangement). Hal ini untuk meningkatkan stabilitas dan pengembangan ekonomi di kawasan. Perpanjangan kerja sama tersebut rencananya dilakukan pada November 2019 mendatang.
Sementara yang ketiga, Jokowi menyambut baik perkembangan dan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai dalam Leaders' Retreat tahun lalu. Perkembangan tersebut antara lain pengembangan kawasan industri Kendal yang menjadi ikon kerja sama kedua negara.
"Kami menyambut baik tindak lanjut kesepakatan Leaders' Retreat tahun lalu, antara lain bertambahnya tenants di Kendal Industrial Park, berkembangnya Nongsa Digital Park, dan dukungan Singapore Economic Development Board bagi pembukaan operasi perusahaan Pegatron di Batam," ucap Jokowi.
Mengenai infrastruktur, mantan gubernur DKI Jakarta itu menawarkan Singapura berbagai peluang kerja sama pendanaan sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia. "Di antaranya proyek kereta api Makassar-Parepare dan lapangan udara di Labuan Bajo," tuturnya.
Jokowi mengatakan kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang pendidikan vokasional. Bentuk kerja sama tersebut antara lain operasionalisasi politeknik Kendal dan kegiatan pelatihan bagi para instruktur serta inisiatif RISING (Republic of Indonesia and Singapore) Fellowship.
Selain itu Jokowi dan Lee Hsien Loong juga sepakat untuk mendorong penyelesaian proses ratifikasi perjanjian investasi bilateral (bilateral investment treaty) serta peningkatan kerja sama di bidang perdagangan elektronik, teknologi finansial, layanan data, pengembangan techno park, serta regional innovation hub.
<!--more-->
Adapun Perdana Menteri Lee Hsien Long mengatakan bahwa tali ekonomi Indonesia-Singapura semakin menguat dengan Singapura juga adalah investor terbesar Indonesia sejak 2014. Hal ini terbukti dari kawasan industri Kendal telah bernilai US$ 800 juta dengan 60 perusahaan dan diperkirakan menciptakan 7 juta lapangan kerja.
"Kami juga akan meningkatkan kerja sama jangka panjang yaitu di kawasan Batam-Bintan-Karimum yang dapat mendukung para penumpang dari Changi. Selain itu kami juga akan meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi digital dengan penandatangan 'digital national single window," kata PM Lee.
Sedangkan di bidang keamanan, PM Lee mengharapkan penyelesaian negosiasi FIR. "Dalam bidang manajemen kawasan udara khususnya FIR, kita telah menyepakati kerangka diskusi mengenai hal ini."
Presiden Jokowi dan PM Lee dalam pertemuan tersebut juga menyaksikan penandatanganan dua dokumen kerja sama yaitu perjanjian pertukaran data elektronik fasilitasi dan pengamankan perdagangan serta nota kesepahaman mengenai kerja sama kearsipan. Perjanjian pertukaran data elektronik yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat
Perjanjian kedua adalah penandatangan nota kesepahaman kerja sama selama tiga tahun ke depan antara Arsip Nasional Republik Indonesia dan Arsip Nasional Singapura. Perjanjian itu memungkinkan kedua lembaga untuk berbagi pengetahuan arsip mengenai sejarah dan budaya.
Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Selain itu juga tampak Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Natsir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong yang turut hadir dalam pertemuan di Singapura tersebut.
ANTARA