Setelah Jadi Unicorn, Bos Ovo Bidik Kemitraan dengan Pemerintah

Senin, 7 Oktober 2019 18:40 WIB

Dari kiri kedua CEO Cashlez Teddy Tee, CEO Halofina Adjie Wicaksana, VP of fintech JTrust Bank Ferdyansyah Assegaff, dan Director OVO Johnny Widodo dalam Qiscus di Agro Plaza, Jakarta, Sabtu, 3 November 2018. TEMPO/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Visionet Indonesia alias Ovo Karaniya Dharmasaputra mengatakan perusahaannya membidik kemitraan dengan pemerintah. Langkah ini adalah rencana lanjutan setelah sebelumnya perusahaan dompet digital itu menggandeng dua perusahaan unicorn lainnya, Tokopedia dan Grab Indonesia.

"Kami juga ingin Ovo menjadi partner pemerintah, misalnya tadi pemerintah mau masuk ke data driven government. Mungkin bagaimana ovo bisa dimanfaatkan pemerintah atau pemangku kepentingan lain agar sama-sama bisa membangun indonesia ke depannya," ujar Karaniya di Kantor Dewan TIK Nasional, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2019.

Pasalnya, Karaniya percaya perusahaannya bisa mencapai predikat unicorn, salah satunya, lantaran menganut prinsip keterbukaan atau open system. Ia mengaku tak percaya dengan prinsip sistem tertutup atau close system. "Kolaborasi itu penting, itu prinsip yang kami pegang teguh."

Karaniya mengatakan sebagai pemain keuangan digital yang sudah cukup signifikan di Tanah Air, ia tak ingin perseroan sekadar menjadi pemain e-money biasa. Ia ingin perusahaannya itu menjadi aset strategis nasional. Secara umum, ia mengatakan pemain industri keuangan, khususnya fintech memang harus menjadi aset strategis nasional.

"Karena kan dari platform seperti kami bisa dimanfaatkan dengan sangat nyata menimbulkan inklusi keuangan. Sebagian besar pengguna Ovo selama ini tidak punya rekening bank," ujar Karaniya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengumumkan bahwa Ovo telah menyandang status unicorn karena valuasi perusahaannya telah mencapai lebih dari US$ 1 miliar. Saat ini, valuasi Ovo diduga telah menyentuh US$ 2,9 miliar atau Rp 41 triliun. Laman CB Insight mencatat valuasi OVO tersebut tercatat sejak 14 Maret 2019.

Dengan begitu, Ovo menyusul empat entitas lain yang telah menyandang gelar unicorn, seperti Traveloka, Bukalapak, dan Gojek. Adapun Gojek telah naik level menjadi decacorn.

Ihwal angka yang disebut Rudiantara tersebut, Karaniya enggan berkomentar banyak. "Jangan dari kami dong. Kalau valuasi tanya yang menyebut valuasi," kata dia. Kendati, ia berterimakasih dan menghargai Rudiantara yang melakukan pengumuman tersebut.

Ia pun berharap dengan tercapainya status tersebut, Ovo bisa menjadi kebanggaan nasional. Apalagi, ia mengatakan Ovo adalah salah satu perusahaan yang dilahirkan oleh putra Indonesia. Ia pun mengatakan perseroan telah menggandeng mitra strategis yaitu perusahaan unicorn Indonesia lainnya, Grab Indonesia dan Tokopedia. "Saya kira ini lebih dari kebanggan internal kami. Kami berharap ini bisa jadi kebanggaan nasional."

CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY

Berita terkait

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

30 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

41 hari lalu

OJK Terbitkan Peraturan soal Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Sasar Aset Kripto

OJK menerbitkan POJK 3/2024 tentang Penyelenggaraan IInovasi Teknologi Sektor Keuangan yang menyasar aset kripto.

Baca Selengkapnya

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

44 hari lalu

Fintech Lending UKU Prediksi Pengajuan Pinjaman Naik 30 Persen Selama Ramadan

Fintech lending UKU memprediksi kenaikan pengajuan pinjaman selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

44 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

45 hari lalu

AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.

Baca Selengkapnya

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

48 hari lalu

Langkah Aspire Kukuhkan Posisi di Pasar Indonesia

Aspire bekerjasama dengan Mastercard tawarkan solusi kartu korporat untuk memudahkan UMKM

Baca Selengkapnya

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

21 Februari 2024

OJK: 16 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum Rp 2,5 Miliar

OJK telah menerbitkan sanksi administratif kepada pinjol yang belum memenuhi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

30 Januari 2024

Ramai Mahasiswa ITB Bayar UKT Pakai Pinjol, Begini Penjelasan Lengkap Bos Danacita

Bos PT Inclusive Finance Group alias Danacita buka suara usai ramainya kasus bayar uang kuliah pakai pinjol di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Selengkapnya

Alasan ITB Gandeng Pinjol untuk Cicilan UKT Mahasiswa: Tidak Semua Bisa Pinjam Bank

26 Januari 2024

Alasan ITB Gandeng Pinjol untuk Cicilan UKT Mahasiswa: Tidak Semua Bisa Pinjam Bank

ITB menyadari tidak semua orang dapat meminjam uang ke bank karena harus memiliki agunan.

Baca Selengkapnya

Soal PHK Xendit, Pengamat: Core Business Tidak Lagi Terlalu Istimewa

25 Januari 2024

Soal PHK Xendit, Pengamat: Core Business Tidak Lagi Terlalu Istimewa

Xendit merupakan perusahaan yang menyediakan layanan untuk membantu marketplace menyederhanakan pembayaran dan pinjaman.

Baca Selengkapnya