Semester I 2019, PLN Tambah Kapasitas Pembangkit 872,44 MW
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 23 September 2019 12:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN berhasil menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang pembangkit menjadi 58.519 MW sepanjang semester I 2019. Selain meningkatkan kapasitas pembangkit, PLN juga berhasil menambah jaringan transmisi sebanyak 2.847 kilometer sirkuit (kms) sehingga menjadi 56.453 kms.
"Sepanjang semester I, PLN juga berhasil menambah Gardu Induk sebesar 6.557 MVA menjadi 137.721 MVA. Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan penjualan PLN," seperti dikutip dari keterangan tertulis perusahaan yang diterima Tempo, Senin 23 September 2019.
Selain penambahan kapasitas pada energi berbasis fosil, PLN juga turut menambah kapasitas dari sisi energi baru terbarukan (EBT). Perseroan mencatat pada semester 1 tahun 2019, PLN berhasil menambah 135 MW sehingga total kapasitas pembangkit dari EBT menjadi sebesar 7.266 MW.
Sebelumnya, PLN telah merilis laporan keuangan per Semester I Tahun 2019. Menurut laporan keuangan perseroan, PLN berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp 7,35 triliun. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 5,35 triliun.
"Sampai saat ini, pemerintah masih mempertahankan tarif listrik tidak naik guna menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang sama.
<!--more-->
Sarwono menjelaskan, capaian keuntungan tersebut didukung oleh peningkatan nilai penjualan tenaga listrik PLN sebesar Rp 6,29 triliun atau 4,95 persen. Sehingga, secara total nilai keuntungan perusahaan menjadi Rp 133,45 triliun atau meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp127,16 triliun.
Selain itu, membaiknya laba PLN juga disebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya USD dan Euro. Sebab, sebagian besar pinjaman jangka panjang yang diperoleh PLN untuk pendanaan investasi terutama Program 35 GW dalam bentuk USD. Penguatan nilai tukar rupiah itu, membuat PLN membukukan keuntungan selisih Kurs pada Juni 2019 sebesar Rp 5,04 triliun.