182 Desa Rentan Karhutla, Kalbar Dorong Diversifikasi Pertanian

Sabtu, 21 September 2019 10:26 WIB

Bimpi Permata Restu (18) seorang sukarelawan dari Greenpeace ikut membantu petugas pemadam kebakaran saat memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Pulang Pisau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, 13 September 2019. Guna padamkan Karhutla, tidak hanya petugas pemadam kebakaran, polisi atau TNI, tetapi juga terdapat sejumlah relawan dan warga. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan mendorong program pertanian tanpa bakar terhadap 182 desa rentan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ada di kawasan gambut. Tak hanya itu, pemerintah akan mengawasi lahan usaha pertanian dan didata secara detail sehingga bisa diminta pertanggungjawabannya kelak.

"Lahan-lahannya akan didata secara detail. Sehingga program pertanian tepat sasaran," kata Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, Jumat, 20 September 2019. Pasalnya, meski banyak titik api di konsesi, ada juga areal lahan yang terbakar milik masyarakat.
Tetapi tidak sebesar areal kebakaran yang terjadi di dalam konsesi. Sutarmidji juga menilai sudah saatnya modernisasi pertanian dilakukan agar meninggalkan pola lama.
Terlebih, keberadaan perkebunan kelapa sawit belum memberikan efek nyata pada kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat. Terbukti dengan banyak desa miskin di sekitar konsesi.
Agar masyarakat awam tidak menjadi pelaku pembakaran lahan tidak terkendali, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalimantan Barat, pun membuat terobosan di seluruh sektor kebijakan untuk melakukan penanggulangan di antaranya dengan diversifikasi pertanian.
"Kita sudah memetakan, sedikitnya 182 desa di Kalbar, yang wilayahnya berada di kawasan gambut dan rentan terjadi Karhutla," kata Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalbar, Heronimus Hero. Agar Karhutla tidak terulang, pihaknya akan memberikan program-program sesuai dengan kebutuhan, seperti misalnya adanya bantuan penanaman ubi kayu dan nanas.
Pada umumnya, kata Hero, lahan pertanian yang terbakar merupakan lahan yang tidak produktif. Maka dari membuat lahan pertanian tetap ditanami oleh petani, menjadi sangat penting. Selain itu juga, pihaknya terus melakukan pembinaan terus, lewat penyuluh, agar dapat mengubah pola pikir masyarakat ke pertanian menetap.
Hero menjelaskan, lahan pertanian pangan di Kalbar yang terbakar di tahun ini tidak besar. Titik api yang ada berada di lahan yang status kepemilikannya belum jelas. Api tidak terkendali lantaran di areal tersebut minim saluran air mikro, seperti parit-parit kecil.
Pembasahan lahan gambut juga penting agar saat musim kering tidak terbakar. Maka, ke depannya, khusus untuk lahan sawah akan dibuat parit-parit sebagai saluran air mikro.

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

3 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

4 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

7 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya