Aktivitas penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. Nilai tukar rupiah berakhir melemah 51 poin atau 0,36% di Rp14.052 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (8/5/2018). TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini, Senin, 16 September 2019, melemah dibayangi sentimen negatif dari eksternal.
Pada pukul 11.32 WIB, rupiah melemah 73 poin atau 0,53 persen menjadi Rp 14.040 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya yaitu Rp 13.967 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah karena ada faktor geopolitik, terkait dengan serangan terhadap Aramco," kata analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Senin.
Kelompok gerilyawan Yaman yang bersekutu dengan Iran, Al-Houthi, pada Sabtu lalu menyerang dua instalasi minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, termasuk instalasi terbesar pemrosesan minyak di dunia, sehingga menyulut kebakaran.
Peristiwa tersebut terjadi setelah serangan lintas-perbatasan terhadap instalasi minyak Arab Saudi dan tanker minyak di perairan Teluk.
"Selain itu, rupiah juga dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter, baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang," ujar Rully.
Sementara itu, dari dalam negeri, neraca perdagangan Agustus yang diprediksi surplus dapat menjadi sentimen positif bagi nilai tukar. "Kami prediksi surplus tapi relatif kecil, sekitar 80-90 juta dolar. Pasar ekspektasinya di atas 100 juta dolar," kata Rully.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.020 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 13.950 per dolar AS.