MRT Terlalu Mahal, Jawa Timur Pilih Bangun LRT
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 15 September 2019 18:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harapan warga Jawa Timur memiliki mode transportasi moda raya terpadu atau MRT tertunda. Sebab, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah provinsi bakal lebih dulu mengusulkan pembangunan kereta cepat ringan atau light rail transit (LRT) ketimbang MRT.
"Warga Jawa Timur kepingin LRT. Kalau MRT sebenarnya juga kepingin, tapi terlalu mahal," ujar Khofifah saat ditemui di Plenary Hall Jakarta Covention Center, Jakarta, Ahad 15 September 2019.
Kata Khofifah, pemerintah provinsi telah membandingkan indeks pengeluaran per kilometer untuk MRT dan LRT. Hasilnya, MRT jauh lebih mahal ketimbang LRT berdasarkan studi yang dilakukan.
Adapun ihwal pembangunannya, Mantan Menteri Sosial itu menghitung, ongkos konstruksi MRT dapat mencapai Rp 1,2 triliun. Sedangkan pembangunan LRT tiga kali lebih murah, yaitu Rp 426 miliar.
Khofifah mengatakan pemerintah provinsi telah berkali-kali membicarakan pembangunan LRT kepada Kementerian Perhubungan. Pihaknya juga telah merapatkan rencana proyek ini dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Kami komunikasikan kepada Kemenko Perekonomian karena LRT akan berkontribusi memberikan dampak pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Khofifah.
<!--more-->
Meski sudah serius dibincangkan, pemerintah belum menghitung besaran investasi yang diperlukan. Khofifah mengatakan Provinsi Jawa Timur telah meminta bantuan Bank Indonesia untuk menghitung besaran investasi tersebut, namun belum final.
Rencana pembangunan LRT juga masih menunggu peraturan presiden atau perpres diteken oleh Presiden Joko Widodo. Sembari menunggu Perpres, pemerintah provinai bakal membuat desain rancang bangun LRT. Sementara itu, Khofifah mengklaim feasibility studi atau FS pembangunan kereta ringan telah dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
Meski rencana pembangunan transportasi massal berbasis rel layang itu hijau, Khofifah menyebut telah ada tiga investor melirik. Calon penanam modal itu di antaranya berasal dari Prancis, Cina, dan London. "Kalau Jepang, sepertinya Pak Emil (Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak) yang komunikasi karena beliau kan lulusan Jepang. Saya serahkan ke Pak Emil," ujar Khofifah.
Pembangunan LRT merupakan program prioritas yang bakal digarap Pemerintah Povinsi Jawa Timur. Dalam rapat terbatas dengan Jokowi beberapa waktu lalu, Khofifah mengatakan LRT merupakan satu dari tiga program prioritas yang digadang-gadang dapat mendorong pendapatan domestik regional bruto.
Pembangunan LRT sejalan dengan pengembangan integrasi di bidang transportasi. "Nanti Surabaya akan menjadi Megapolitan Cosmo politan karena ini masuk prioritas yg kita usulkan ini detail sekali," ujarnya. Salah satu agenda pembangunan kota megapolitan itu ialah pembenahan sektor transportasi publik.