TEMPO.CO, Jakarta -Proyek jalan tol Cimanggis—Cibitung diperkirakan rampung pada pertengahan tahun depan. Ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam pengerjaan ruas tol yang menjadi bagian dari Jakarta Outer Ring Road 2.

Pertama, implementasi teknologi sosrobahu dan kedua, ruas ini akan menjadi jalur baru bagi kendaraan niaga.

Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengatakan bahwa bahwa BPJT dan PUPR percaya diri bahwa teknologi sosrobahu yang merupakan karya anak bangsa adalah satu aset penting untuk proyek tol layang karena aman, efisien, dan efektif untuk dibangun di wilayah dengan kondisi lalu lintas yang sangat padat.

"Saya juga mengingatkan teman-teman kontraktor dan badan usaha terkait bahwa ruas ini [Cimanggis—Cibitung] juga akan dilalui kendaraan berat. Berbeda dengan ruas yang lain, ruas ini dibangun dalam kondisi yang ultimate dua kali tiga yakni dua arah di mana masing-masing arah ada tiga lajur," ujarnya, Kamis, 12 September 2019.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Operasi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Bambang Rianto.

Menurutnya, alasan dimanfaatkan teknologi sosrobahu karena disrupsi pada lalu lintas sangat minim. Pasalnya, pierhead dibangun sejajar dan setelah proses pengecoran baru diputar.

"Selain itu, proses pengerjaan pierhead dengan teknologi sosrobahu juga tergolong cepat sekaligus efisien secara cost," katanya.

Dia juga berharap agar dengan rampungnya ruas tol ini, kepadatan lalu lintas di JORR 1 juga akan terurai selain menjadi penghubung baru bagi pusat-pusat industri dan bisnis di Jakarta dan sekitarnya.

Sebelumnya, PT Cimanggis Cibitung Tollways menyebutkan bahwa progres pembangunan jalan tol Cimanggis—Cibitung saat ini telah mencapai 57 persen.

Pembangunan proyek jalan tol sepanjang 34 kilometer ini terbagi dalam dua seksi dengan progres seksi 1 telah mencapai hampir 90 persen dan seksi 2 sekitar 40 persen. PT Cimanggis Cibitung Tollways dimiliki oleh PT Waskita Toll Road dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 55 persen dan 45 persen.