Ekonomi Dunia Tak Ramah, Jokowi Ajak ASEAN Ambil Peluang

Rabu, 11 September 2019 11:22 WIB

Presiden Joko Widodo saat menerima sejumlah masyarakat Papua di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 September 2019. Pertemuan untuk mencari solusi terbaik pembangunan Papua kedepan. TEMPO/Subekti.

Tempo.Co, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan kemunduran beberapa negara yang mengalami resesi ekonomi. "Kita harus berusaha memanfaatkan kemunduran di beberapa kawasan sebagai peluang untuk kita bisa melompat ke depan," kata Jokowi dalam peresmian pembukaan The 37th Conference ASEAN Federation of Engineering Organizations (CAFEO37) di JIEXPO, Jakarta, Rabu, 11 September 2019.

Jokowi mengatakan, ekonomi dunia saat ini sedang tidak ramah. Beberapa negara mengalami kemunduran ekonomi bahkan hingga resesi ekonomi. Sehingga, Jokowi menilai negara-negara ASEAN harus mampu membentengi diri untuk tetap tumbuh stabil dan keberlanjutan. Caranya, kata dia, tak ada lagi selain harus selalu mengembangkan inovasi dan melakukan terobosan.

"Sehingga dalam situasi ekonomi dunia yang sedang sulit seperti sekarang ini justru menjadi peluang bagi kita di ASEAN untuk berkembang lebih cepat," katanya.

Dengan jumlah penduduk sekitar 600 juta, kata Jokowi, ASEAN merupakan sebuah kekuatan besar ekonomi dunia. ASEAN telah membuktikan diri sebagai kawasan yang aman, stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang mengagungkan. Untuk tumbuh besar lagi maka negara-negara ASEAN butuh sinergi lebih banyak lagi. Namun, Jokowi meminta negara-negara ASEAN harus saling membantu satu dengan yang lainnya, termasuk di antara insinyur yang ada.

Meski begitu, mantan Gubernur DKI ini berharap kerja sama bukan saja antar insinyur, tapi juga antara insinyur dan ahli dari bidang ilmu yang lain. Sebab, untuk melahirkan inovasi baru yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi para insinyur pasti membutuhkan keahlian lain.

Advertising
Advertising

Jokowi mengatakan, saat ini sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah yang menguasai hybrid knowledge dan hybrid skill yang relevan dengan kebutuhan zaman sekarang ini. Melalui pendidikan, penelitian, dan inovasi lintas ilmu tersebut, maka inovasi akan berkembang lebih hebat. "Mengembangkan model bisnis baru penting, dan mengantisipasi emerging business, menyiapkan emerging skills untuk menyambut emerging jobs," kata dia.

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

13 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

18 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

18 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya