Jawab Soal Isu PHK, Bukalapak: Kami Perlu Menata Diri
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 10 September 2019 14:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Komunikasi Korporat Bukalapak Intan Wibisono angkat bicara soal isu pemutusan hubungan karyawan (PHK) di perusahaan tersebut yang ramai dibicarakan belakangan ini.
Intan menjelaskan, Bukalapak sudah tumbuh sebesar dan secepat ini dalam kurun waktu singkat. "Di skala perusahaan seperti ini tentunya kami perlu menata diri dan mulai beroperasi layaknya perusahaan yang sudah dewasa, atau bisa kami sebut sebagai a grown up company," katanya seperti dihubungi, Selasa, 10 September 2019.
Penataan perusahaan tersebut, menurut Intan, diperlukan terutama untuk menjamin visi agar terus tumbuh sebagai sustainable e-commerce dalam jangka panjang. Adapun platform jual beli yang berkelanjutan dirasa sangat penting.
Sebab, kata Intan, selain pertumbuhan gross merchandise value (GMV) penting sebagai ukuran perusahaan e-commerce manapun, Bukalapak juga telah naik ke babak berikutnya. "Dan berhasil membukukan monetisasi dan profitabilitas yang nilainya jauh di atas ekspektasi sebelumnya."
Lebih jauh Intan menyebutkan, penataan perusahaan ini dilakukan secara terbatas dan selektif. "Supaya kami bisa fokus untuk bisa implementasi strategi bisnis jangka panjang," tuturnya.
Namun ketika ditanya lebih jauh soal detail PHK tersebut, Intan menegaskan bahwa penataan perusahaan tidak hanya terkait karyawan. "Kami menerapkan berbagai Standard Operating Procedure, sistem organisasi, rekrut talenta baru di level BOD, Manajemen, dan lain-lain."
<!--more-->
Bukalapak selama ini terkenal sebagai perusahaan e-commerce dalam negeri yang cukup moncer dalam waktu singkat. Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, memulai bisnis berbasis teknologi internet tersebut bersama rekan indekosnya semasa kuliah di ITB tahun 2010.
Menurut data situs Startup Ranking per 22 Juni 2019, platform jual beli Bukalapak berada di urutan teratas perusahaan rintisan (startup) asal Indonesia. Startup Ranking mencatat traffic bulanan Bukalapak per data bulan tersebut sebanyak 131,7 juta kunjungan.
Menurut Startup Ranking, peringkat di bawah Bukalapak secara berurutan adalah Blibli, Traveloka, Zalora Indonesia, Zenius Education, Blanja, Alodokter, Ruangguru, Dokter Sehat, dan Elevenia. Bukalapak hingga akhir 2018 memiliki sekitar 40 juta pelapak, toko atau individu yang berdagang, sementara jumlah pengguna mencapai 50 juta orang.
Bukalapak saat ini menjadi salah satu startup bertitel unicorn, yang memiliki valuasi di atas US$ 10 miliar di Indonesia. Bukalapak sendiri menyatakan titel unicorn atau decacorn bukanlah tujuan utama mereka dalam berbisnis.