Bank Mandiri Imbau BI Longgarkan Lagi Kebijakan Moneter, Agar..

Reporter

Antara

Senin, 9 September 2019 19:36 WIB

Bank Mandiri. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri mengimbau kepada Bank Indonesia agar kembali melonggarkan kebijakan moneter dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kecenderungan perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan bahwa sebenarnya BI bisa membuka ruang untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter karena stabilitas ekonomi yang baik dan terjaganya angka inflasi serta nilai tukar rupiah. “Kami berharap kebijakan moneter ke depan akan lebih longgar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya saat ditemui di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 9 September 2019.

Panji menuturkan Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan Seven Days Repo Rate selama dua bulan berturut- turut yaitu Juli dan Agustus dengan masing-masing sebesar 25 basis points menjadi 5,5 persen

Menurutnya, hal tersebut sangat berperan penting dan efektif untuk memperbaiki dan menjaga stabilitas perekonomian di Indonesia akibat adanya berbagai gejolak global terutama terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang telah berdampak negatif terhadap penurunan kinerja ekspor melalui penurunan harga-harga komoditas.

“Perang dagang akan berdampak negatif terhadap ekonomi global karena akan menurunkan volume perdagangan dunia yang pada akhirnya bisa menekan pertumbuhan ekonomi dunia,” katanya.

Ia menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti pada kuartal I tahun 2019 sebesar 5,07 persen dan kuartal II 5,05 persen masih relatif lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging markets lainnya.

Ia mencontohkan Turki pada kuartal I terkontraksi sebesar 2,4 persen dan kuartal II kembali mengalami hasil negatif yaitu 1,5 persen (YoY). Selain itu, beberapa negara berkembang lain juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah daripada Indonesia seperti Malaysia 4,9 persen, Thailand 3,7 persen, Brazil 1,01 persen, dan Rusia 0,9 persen.

Selain itu, pihaknya juga memprediksikan nilai tukar rupiah hingga akhir 2019 akan tetap stabil meskipun terjadi tekanan ekonomi global yaitu berada di sekitar level Rp 14.200 sampai Rp 14.300 per dolar AS seiring adanya dukungan dari aliran modal asing yang masuk ke pasar obligasi sebesar Rp 116 triliun dan pasar saham Rp 59 triliun.

Panji melanjutkan bahwa inflasi pada 2019 diperkirakan sebesar 3,41 dan inflasi bulanan pada Agustus tercatat sebesar 3,49 persen sehingga angka tersebut masuk dalam rentang target Bank Indonesia yang sebesar 3,5±1 persen.

Neraca perdagangan juga mulai menunjukkan perbaikan karena angka defisit pada periode Januari sampai Juli 2019 berhasil diturunkan menjadi 1,9 miliar dolar AS. Hal tersebut menurun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018 sebesar 3,2 miliar dolar AS.

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

14 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya