Bukan Perang Dagang, Bank Mandiri: Waspadai Perang Mata Uang

Selasa, 10 September 2019 06:30 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Turki. Gmfus.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan pemerintah perlu terus memperhatikan dinamika perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Meski bukan satu-satunya, Andry melihat perang dagang bukan menjadi momok ekonomi domestik satu-satunya dalam jangka pendek.

"Jangka pendek itu bukan trade war atau perang dagang karena tradewar sangat sulit diprediksikan. Namun kalau dilihat ini yang tidak kami harapkan adalah currency war atau perang kurs mata uang," kata Andry dalam paparannya di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Senin 9 September 2019.

Adapun pada pekan kedua Agustus 2019 kemarin Pemerintah Cina dikabarkan mendevaluasi nilai uang yuan menjadi 7 yuan per dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini tercatat menjadi yang terendah dalam 11 tahun terakhir. Akibat devaluasi tersebut nilai tukar rupiah tercatat anjlok hingga 2 persen hingga ke level Rp 14.300 per dolar AS.

Perang mata uang tersebut, kata Andry, khususnya apabila pemerintah Cina lewat mata uang yuan melakukan devaluasi. Hal ini tentu bisa berdampak pada pelemahan nilai tukar mata uang lain, termasuk rupiah. Andry mengingatkan pelemahan tersebut terjadi tidak hanya antara rupiah dengan yuan tetapi juga rupiah dengan dolar Amerika Serikat (AS).

Andry menuturkan jika perang mata uang terjadi hal ini bisa berdampak pada berpindahnya modal asing atau capital outflow. Kendati demikian, Andry juga mencatat pelemahan atau devaluasi yuan tersebut terjadi secara one shot event atau bukan sesuatu yang permanen.

Advertising
Advertising

"Jadi mesti terjadi devaluasi, terjadinya one shot event, setelah itu terjadi reballancing atau penyeimbangan kembali terhadap rupiah dan dolar AS. Ini salah satu dampak positifnya," kata Andry.

Meski ada potensi perang nilai tukar, untungnya masih ada hal positif yang mendukung perekonomian domestik. Salah satunya adalah tren tingkat suku bunga yang berubah menjadi tight menjadi lenih longgar atau dovish. Tren ini, kata Andry, menjadi penghela napas yang cukup bagi para pelaku ekonomi.

Andry melanjutkan, meski perang nilai tukar diharapkan tidak terjadi, pemerintah mesti terus memperhatikan kondisi pelambatan ekonomi global. Sebab hal ini berdampak pada volume perdagangan negara tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat dan Cina.

Berita terkait

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

23 menit lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

2 jam lalu

Bank Mandiri Imbau Nasabah Waspadai Modus Penipuan Berkedok Undian

Bank Mandiri mengimbau kepada para nasabah untuk mewaspadai kejahatan pembobolan rekening dengan modus penipuan berkedok undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

23 jam lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

2 hari lalu

Bank Mandiri Pastikan Komitmen Keberlanjutan melalui BMSG on Preference

Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran, serta peran pegawai Mandiri untuk menerapkan ESG dalam operasional perseroan.

Baca Selengkapnya

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

3 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

5 hari lalu

Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun

Bank Mandiri menilai suku bunga acuan berpotensi turun pada kuartal IV 2024.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

6 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

6 hari lalu

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

Meskipun daftar ini dapat berubah seiring waktu, sejumlah mata uang ini tetap menjadi pilihan yang stabil dan kuat dalam ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

11 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya