Rebutan Investor Asing, CSIS: Kita Harus Kerja Keras 2 Kali Lipat

Senin, 9 September 2019 10:52 WIB

Sister Province Berpeluang Dongkrak Investasi Asing di Jawa Barat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan saat ini di tengah perlambatan ekonomi dunia, porsi investasi langsung atau foreign direct investment ikut tumbuh melambat. Sementara itu, ada banyak negara yang mengincar FDI atau investasi asing masuk ke negara mereka.

"Saat ini banyak negara lebih baik menjadi tujuan, artinya, kompetisi persaingan semakin ketat," kata Yose saat dihubungi Bisnis.com, Minggu 8 September 2019.

Presiden Jokowi sempat berang karena mayoritas perusahaan-perusahaan Cina yang melakukan ekspansi ke Asia Tenggara, lebih memilih ke Vietnam, Malaysia, Thailand dan Kamboja.

Alhasil keberhasilan Indonesia naik peringkat dalam indeks Easy of Doing Business (EoDB), tidak relevan menjadi catatan prestasi dibandingkan dengan konteks perekonomian saat ini.

Advertising
Advertising

"Ketidakpastian global membuat persaingan ini kian ketat. Maka Indonesia harus kerja keras dua kali lipat memperbaiki iklim investasi," ungkap Yose.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakinkan para investor Jepang saat ini adalah kesempatan yang baik berinvestasi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Perry dalam pertemuan dengan para pelaku pasar keuangan dan investor di Tokyo pada Jumat 6 September 2019.

Perry menyebut tiga alasan utama yang investasi di tanah air kepada investor Jepang.

Pertama, kondisi Indonesia masih tetap stabil di tengah berbagai tantangan perekonomian global. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap positif dan stabilitas sistem keuangan yang terjaga.

Kedua, komitmen kuat pemerintah untuk mengakselerasi reformasi struktural, termasuk di infrastruktur, industri, fiskal, hingga ekonomi dan keuangan digital.

Ketiga, komitmen Bank Indonesia untuk berkontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia melalui bauran kebijakan.

Pasalnya, pertemuan dengan pelaku pasar di Jepang tersebut merupakan rangkaian dari kunjungan Gubernur Bank Indonesia ke Tokyo dalam rangka pengukuhan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo, Causa Iman Karana.

Upacara pengukuhan dihadiri pula oleh para tokoh dan stakeholders utama Bank Indonesia di Jepang, antara lain Bank of Japan, Financial Service Agency, International Monetary Fund, Asian Development Bank Institute, International University of Japan, SMBC Nikko Securities, SMBC Bank, MUFG Bank, dan Nomura Securities.

Dalam kesempatan di Tokyo, Gubernur Bank Indonesia juga melakukan pertemuan dengan Gubernur Bank of Japan (BoJ), Haruhiko Kuroda, untuk berdiskusi mengenai kebijakan bank sentral, khususnya bauran kebijakan, di tengah dinamika ekonomi yang terjadi.

Berita terkait

November Lalu Jokowi Sebut Tak Ada Investor Asing di IKN, Sekarang Mereka Antre

58 hari lalu

November Lalu Jokowi Sebut Tak Ada Investor Asing di IKN, Sekarang Mereka Antre

Presiden Jokowi kembali mengatakan banyak investor yang mau masuk ke Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN: Banyak Investor Asing Tanya Kelanjutan Pembangunan IKN Usai Pemilu

17 Februari 2024

Kepala OIKN: Banyak Investor Asing Tanya Kelanjutan Pembangunan IKN Usai Pemilu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara atau OIKN Bambang Susantono mengatakan banyak investor asing menanyakan kelanjutan proyek IKN usai Pemilu.

Baca Selengkapnya

Ekonom Bloomberg Ramal Pilpres Dua Putaran, Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

7 Februari 2024

Ekonom Bloomberg Ramal Pilpres Dua Putaran, Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen

Ekonom Bloomberg mengatakan kehadiran pemerintahan baru akan mempengaruhi aspek ekonomi ke depan.

Baca Selengkapnya

Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

4 Februari 2024

Quick Count yang Ditunggu Usai Pencoblosan Pemilu 2024, Begini Aturannya

Menjelang Pemilu 2024, akan mulai bermunculan lembaga quick count atau hitung cepat perolehan suara paslon. Berikut penjelasan dan mekanismenya

Baca Selengkapnya

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

1 Februari 2024

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2023 mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

24 Januari 2024

Jokowi Giat Bagi-bagi Bansos ke Beberapa Daerah Jelang Pemilu 2024, Begini Kata CSIS

Jokowi giat bagi-bagi bansos menjelang Pemilu 2024. Ke daerah mana saja dibagikan? Begini kata CSIS, ada kaitannya dengan Pemilu 2024?

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Respons Soal Gibran Sebut Keberhasilan Food Estate Singkong di Kabupaten Gunung Mas

23 Januari 2024

Ramai-ramai Respons Soal Gibran Sebut Keberhasilan Food Estate Singkong di Kabupaten Gunung Mas

Sejumlah pihak menanggapi pernyataan Calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka yang mengatakan program food estate singkong tak semuanya gagal.

Baca Selengkapnya

Walhi-Greenpeace-CSIS Respons Klaim Gibran soal Food Estate Gunung Mas Berhasil

23 Januari 2024

Walhi-Greenpeace-CSIS Respons Klaim Gibran soal Food Estate Gunung Mas Berhasil

Klaim Gibran soal keberhasilan food estate Gunung Mas menuai respons dari Walhi, Greenpeace, dan CSIS. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

CSIS Tanggapi Klaim Gibran tentang Keberhasilan Food Estate: Itu Sawah Palsu

22 Januari 2024

CSIS Tanggapi Klaim Gibran tentang Keberhasilan Food Estate: Itu Sawah Palsu

CSIS menilai klaim keberhasilan food estate yang disampaikan Gibran tidak sesuai fakta. Sebab sebagian besar proyek tersebut gagal karena dipaksakan.

Baca Selengkapnya

Gibran Tanya Cara Cegah Greenflation, Peneliti CSIS Beberkan Jurusnya

22 Januari 2024

Gibran Tanya Cara Cegah Greenflation, Peneliti CSIS Beberkan Jurusnya

Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafritandi mengatakan ada sejumlah cara mencegah greenflation.

Baca Selengkapnya