Krakatau Steel Berharap Restrukturisasi Kredit Diteken Bulan Ini

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 8 September 2019 16:06 WIB

Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim dalam konferensi pers terkait operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung Krakatau Steel, Jakarta, Ahad, 24 Maret 2019. TEMPO/Rosseno Aji

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Silmy Karim berharap perjanjian restrukturisasi kredit senilai US$2,2 miliar kepada 10 bank dan lembaga pembiayaan dapat diteken pada September 2019.

“Kami perkirakan bulan ini bisa tandatangan mengingat kebutuhan restrukturisasi ini untuk kebaikan KS (Krakatau Steel) dan Kreditur,” katanya pada Sabtu, 7 September 2019.

Silmy mengatakan, secara prinsip telah ada kesepakatan antara perusahaan dengan kreditur untuk restrukturisasi utang Krakatau Steel. Sehingga, dia berharap perjanjian restrukturisasi utang dapat diteken pada bulan ini.

Emiten berkode saham KRAS ini memiliki pinjaman jangka pendek yang jatuh tempo pada September 2019 kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk senilai total US$ 205,87 juta.

Silmy mengatakan, pelunasan utang jatuh tempo bulan ini merupakan bagian dari inisiatif restrukturisasi utang yang sedang dilakukan.

Sebelumnya penandatanganan direncanakan pada Jumat (30/8) di Kementerian BUMN. Namun, masih ada negosiasi yang perlu dilakukan dengan para kreditur dari kelompok non Himbara.

KRAS terus memproses rencana divestasi anak usaha, PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Perusahaan telah menunjuk lembaga independen untuk menilai aset kedua entitas anak itu.

Silmy menjelaskan, KDL memiliki dua segmen bisnis yakni pembangkit listrik dan distribusi gas di Kawasan Industri Cilegon. Bisnis pembangkit listrik akan dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Adapun, bisnis distribusi gas akan dilakukan spin off yang selanjutnya dibentuk joint venture dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Silmy menargetkan divestasi KDL dapat selesai pada tahun ini.

Sementara itu, perusahaan sedang menimbang penawaran dengan harga terbaik untuk divestasi KTI. Selain PTPP, Silmy menyebut banyak institusi yang mengajukan minat terhadap anak usaha yang bergerak di bidang distributor dan pengolahan air itu. “Ada 5 [perusahaan] lainnya,” katanya.

Sebagai informasi, perseroan mengincar dana US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun dari pelepasan aset non-core. Dana yang didapatkan akan digunakan untuk membayar utang. Selain KDL dan KTI, perseroan akan melepas PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).

Silmy mengatakan, pihaknya bersama dengan Posco, perusahaan baja asal Korea Selatan, dalam proses meningkatkan kapasitas produksi pabrik PT Krakatau Posco di Cilegon yang bakal dimulai pada November 2019. Tahap ini merupakan bagian untuk merealisasikan kapasitas produksi 10 juta ton per tahun.

“Semula [kapasitas produksi] Krakatau Posco 3 juta ton, akan kami tingkatkan menjadi 6-8 juta ton. Jadi total KP [Krakatau Posco] dan KS [Krakatau Steel] sebesar 10 juta ton,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

11 jam lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

18 jam lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

5 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

6 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

8 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

29 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Sebagian Debitur Terdampak Telah Masuk Tahap Normalisasi

Bank Mandiri menyatakan bahwa kondisi para debiturnya yang terdampak Covid-19 telah kembali normal.

Baca Selengkapnya