Bank Dunia Ingatkan Indonesia Soal Ancaman Kaburnya Modal Asing

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 5 September 2019 22:05 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia mengingatkan Indonesia akan potensi kaburnya modal asing atau capital outflow di tengah perang dagang yang terus berlanjut antara AS dan China. Ancaman capital outflow semakin besar dan berpotensi meningkatkan suku bunga acuan serta menimbulkan depresiasi lebih dalam atas nilai tukar rupiah.

Hal ini disampaikan Bank Dunia dalam laporan berjudul Global Economic Risks and Implications for Indonesia, September 2019. Ancaman dari capital outflow semakin penting diperhatikan mengingat current account deficit (CAD) Indonesia per kuartal II/2019 mencapai US$ 8,4 miliar atau 3 persen dari PDB.

Bank Dunia memperkirakan CAD Indonesia pada akhir tahun bakal mencapai US$ 33 miliar. Adapun penanaman modal asing (PMA) menuju Indonesia baru mencapai US$ 22 miliar, sedangkan penanaman modal oleh Indonesia di luar negeri baru mencapai US$5 miliar dalam setiap tahunnya.

Dengan ini, Indonesia membutuhkan capital inflow sebesar US$ 16 miliar dalam rangka menutup defisit. Kebutuhan capital inflow bisa lebih tinggi apabila capital outflow memang benar-benar terjadi.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai seharusnya CAD didominasi oleh PMA yang jauh lebih bisa mendorong perekonomian dibandingkan dengan investasi portofolio.

Advertising
Advertising

Meski demikian, Yusuf tetap menilai bahwa CAD merupakan tolak ukur stabilitas ekonomi yang penting. "Di samping itu kita perlu perhatikan juga perkembangan neraca perdagangan, karena surplus di neraca dagang ini yang kerap menolong agar defisit CAD tidak terlalu melebar," ujar Yusuf, Kamis, 5 September 2019.

Di lain pihak, Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai Indonesia baru bisa tidak terlalu memikirkan CAD apabila PMA yang masuk menghasilkan industri yang berorientasi ekspor.

Hingga saat ini, industri yang masuk di Indonesia masih berorientasi pasar domestik. "Kalau pasarnya di dalam negeri, bahan baku impor yang naik akan memperburuk struktur ekonomi dalam jangka panjang," ujar Bhima.

PMA di Indonesia pun masih tergolong kurang menarik karena adanya berbagai macam hambatan.

Indonesia masih belum termasuk dalam global supply chain terutama karena berbelitnya proses perizinan untuk relokasi industri manufaktur.

Sistem perizinan yang tumpang tindih antara pusat dan daerah menjadi penyebab, terbukti dengan perizinan OSS yang masih terhambat perizinan di daerah.

Bhima juga menyebutkan bahwa biaya logistik di Indonesia cukup besar, berkisar pada 22 hingga 24 persen terhadap PDB. "Artinya seperempat biaya sebuah produk sudah habis untuk ongkir (ongkos kirim) sendiri. Infrastruktur industri masih tertinggal, belum proses bea cukai yang lama," ujar Bhima.

Terakhir tenaga kerja Indonesia tidak memiliki skill yang mumpuni sehingga tidak kompetitif pada level global. Namun, di satu sisi Indonesia cenderung mengandalkan upah tenaga kerja yang rendah untuk meningkatkan daya saing pasar tenaga kerja.

Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

5 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

YLKI minta Satgas Pasti berantas pinjol ilegal sampai ke akarnya.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

12 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

30 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

32 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

32 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

39 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

3 Maret 2024

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya