Blokir Internet, Kominfo Temukan 300 Ribu Laman Penyebar Hoax

Sabtu, 31 Agustus 2019 08:06 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) masih memblokir internet akibat unjuk rasa di Papua dan Papua Barat. Plt Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan telah menemukan 300 ribu laman penyebar hoaks atau hoax dengan 50 konten yang berbeda di internet.

"Karena kami melihat penyebaran hoaks internet, saat ini sudah lebih 300 ribu hoaks url yang terdata oleh kita, kalau item cuma 50," ujar Ferdinandus saat dihubungi, Jumat, 30 Agustus 2019.

Ia mengungkapkan, pemblokiran internet di Papua sudah dilakukan selama sembilan hari. Ferdinandus mengatakan belum bisa memastikan bahwa kebijakan ini akan berlangsung. "Kami masih menunggu keputusan bersama dari Kapolri dan Panglima TNI untuk melihat situasi papua secara umum," ungkap dia.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin menuturkan sebagai penyedia layanan internet juga tidak mengetahui untuk pemblokiran internet di Papua akan sampai kapan berlangsung. Ia menambahkan, hanya mengikuti arahan pemerintah terkait keputusan tersebut.

"Telkomsel sebagai operator penyedia layanan telekomunikasi mengikuti perintah yang telah ditetapkan pemerintah tersebut. Telkomsel senantiasa melakukan pemantauan kualitas layanan secara berkala hingga nanti diputuskan oleh pemerintah untuk pemulihan akses layanan data," kata Denny kepada Tempo, Jumat, 30 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Selain pemblokiran internet, di Papua masih terjadi gangguan terhadap layanan pesan singkat dan sambungan telepon. Ini diakibatkan karena terputusnya kabel fiber optik milik PT Telkom yang disebabkan oleh masyarakat Papua. Ferdinandus mengatakan, sudah dilakukan langkah-langkah untuk menyambung kabel tersebut.

"Untuk pemulihan total mereka membutuhkan waktu 2-3 hari untuk benar2 kembali normal 100 persen," tuturnya.

Namun pihaknya berharap berharap Indonesia tidak terprovokasi dengan laman yang bermuatan berita bohong atau hoax. Lalu Ferdinandus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan konten yang memicu perdebatan dan mengandung rasialis. "Jika itu terbaca oleh teman kita di Papua maka mereka bisa marah dan tersulut emosinya. Kita hanya menginginkan persatuan antar bangsa," tutupnya.

Berita terkait

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

12 jam lalu

Starlink Masuk RI, Kominfo: Kompetisi Bikin Hidup Lebih Hidup, Kita Tidak Berada di Zona Nyaman

Kementerian Kominfo yakin kedatangan investor asing seperti Starlink tak akan mengganggu bisnis perusahaan penyedia layanan telekomunikasi eksisting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

12 jam lalu

Pemerintah Indonesia akan Berangkat ke Australia untuk Belajar Publisher Right

Indonesia akan mempelajari publisher rights langsung dari Australia, negara yang berpengalaman mengatur hubungan pers dan platform digital.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

12 jam lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

13 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

16 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

18 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

23 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya