Jumlah Hotspot Turun, Menteri LHK: Kebakaran Hutan Bisa Dikontrol

Senin, 19 Agustus 2019 16:14 WIB

Petugas Manggala Agni Daops Banyuasin berusaha memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Desa Kayu Arehh, Kertapati Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, 18 Juli 2019. Sebanyak enam helikopter water boombing dan 1.512 orang personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan Sat Pol PP dikerahkan untung melakukan pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yakin kebakaran hutan dan lahan (kathutla) masih bisa dikendalikan. "Kalau lihat fluktuasi hotspot-nya, sebetulnya masih bisa dikontrol oleh Satgas," kata Siti Nurbaya di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.

Untuk mengatasi masalah karhutla yang sampai saat ini masih terjadi, ia menyebutkan sejumlah pihak terkait akan menggelar rapat di Kantor Menko Polhukam. Secara umum ia menilai kondisi saat ini sudah lebih baik dibanding pada awal Agustus 2019.

"Yang paling berat waktu angkanya masih di atas 1.000-an, itu terjadi tanggal 4,5,6 Agustus, kemarin sih sudah turun jadi 900-an," kata Siti Nurbaya.

Ia kemudian mencontohkan, di Kalimantan Barat semula ada lebih dari 500 hotspot dan belakangan turun menjadi 300-400 titik. "Dari situ kita ikutin terus, saya sudah komunikasi terus dengan gubernur."

Ketika ditanya alasan kebakaran hutan dan lahan muncul kembali pada 2019, Siti mengatakan tahun ini memang lebih panas. "Memang tahun ini lebih panas kan, dan hari tanpa hujan lebih panjang," katanya.

<!--more-->

Lebih jauh Siti Nurbaya menyebutkan pemerintah terus memaksimalkan upaya mengatasi kebakaran hutan dan lahan tersebut. "Banyak lah itu. Kan sudah ada standarnya, sudah ada perintah Presiden untuk pencegahan, untuk patroli monitoring hotspot, untuk pengendalian pemadaman dan sebagainya. Kalau sekarang helinya sudah ada 35 atau 45 dari BNPB," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sebelumnya menyatakan sebanyak 260 titik panas yang jadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan tersebar di wilayah Sumatera pada hari ini. “Iya, paling banyak di Sumatera Selatan ada 97 titik panas,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila di Pekanbaru, Senin, 19 Agustus 2019.

Selain Sumatera Selatan yang terdeteksi ada 97 titik panas, daerah lain yang terpantau ditemukan titik panas antara lain Provinsi Jambi ada 75 titik, Provinsi Riau ada 57 titik, Bangka Belitung 13 titik, Kepulauan Riau 9 titik, Lampung 8 titik, dan Sumatera Utara 1 titik.

Adapun arah angin berpotensi membawa asap karhutla dari Sumatera Selatan (Sumsel) yang titik panasnya paling banyak sampai ke Riau, meski dampaknya tidak besar.
“Sumsel ke Riau jaraknya cukup jauh, jadi asap hilang di tengah jalan,” kata Nia.

Ia menjelaskan, asap atau jerebu karhutla yang berpotensi menyelimuti Riau berasal dari kebakaran di wilayah ini sendiri. Dari 57 titik panas di Riau, paling banyak di Indragiri Hilir (Inhil) ada 22 titik, Pelalawan 21 titik, Kepulauan Meranti 9 titik, Inhu ada tiga titik, Bengkalis 1 titik dan Rohil 1 titik. "Untuk sebaran asap Riau sendiri banyak hotspot juga, jadi asapnya dari hotspot di Riau,” katanya.

Advertising
Advertising

Sementara jarak pandang (visibility) di Pekanbaru cukup bagus karena pada sekitar pukul 10.00 WIB mencapai 7 kilometer (Km). Adapun di daerah lain seperti Kota Dumai jarak pandang 6 Km dan Kabupaten Pelalawan 5 Km pada pagi tadi, sedangkan akibat kebakaran hutan, di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulur jarak pandang hanya 4 Km karena kondisi udara kabur (hazey).

ANTARA

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

3 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

4 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

10 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

19 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

19 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

19 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

22 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya