DPR Dinilai Tarik-ulur Ajukan 32 Nama Calon Anggota BPK ke DPD

Jumat, 16 Agustus 2019 12:30 WIB

Gedung Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Centre For Budget Analysis atau CBA Uchok Sky Khadafi memandang ada tarik-ulur di internal Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR untuk melanjutkan proses seleksi ke-32 nama calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK ke DPD. Ia menduga ada kepentingan yang tak terakomodasi sehingga proses seleksi anggota BPK seret.

"Berarti ada yang belum beres tingkat komisi atau pimpinan dewan karena banyak yang kecewa ada calonnya yang gugur," kata Uchok saat dihubungi pada Jumat, 16 Agustus 2019.

Uchok memperkirakan lobi politik yang terjadi di internal dewan berlangsung alot sehingga membuat keberlanjutan seleksi BPK tak jelas. Kondisi tersebut terjadi karena dewan tidak memiliki standar yang pasti saat menyeleksi calon pengaudit keuangan.

Saat ini, pimpinan DPR belum juga menyerahkan nama 32 calon anggota BPK yang lolos passing grade ke DPD. Nama-nama itu perlu disorongkan ke DPD untuk diberi pertimbangan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Ketua Komite IV DPD Ajiep Padindang belakangan menyatakan masih menunggu pimpinan DPR menyerahkan 32 nama calon anggota itu. Namun, DPD enggan memberikan rekomendasi kepada DPR jika waktunya mepet dengan proses seleksi selanjutnya, yakni fit and proper test atau uji kelayakan.

"Bisa juga kalau mepet kami tidak beri pertimbangan. Siapa tahu DPR tidak butuh?" Menurut Ajiep, perlu waktu minimal satu pekan untuk memberi rekomendasi 32 nama calon itu.

Uchok mengatakan semestinya saat ini nama 32 calon itu sudah berada di DPD lantaran DPR menjadwalkan masa fit and proper test pada Agustus ini. Menurut dia, DPR dan DPD berpotensi melanggar hukum bila proses seleksi calon anggota BPK tidak melalui pertimbangan DPD.

"Kalau enggak ada catatan atau pertimbangan akan melanggar UU. Berarti calon yang diloloskan sudah semestinya gugur," tuturnya.

Ia menyebut ada banyak risiko bila DPR kejar tayang dalam memproses seleksi calon pengaudit keuangan. Menurut dia, hal itu akan memgakibatkan keterlambatan pemilihan anggota dan kekosongan kekuasaan. "Kalau waktu mepet juga DPR serampangan milih dan mereka milihnya lobi-lobi jadinya," tuturnya.

Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Melchias Markus Mekeng memastikan komisinya telah menunaikan tugas menyaring calon anggota BPK dan menyerahkan nama-nama itu ke pimpinan dewan. Ia menyebut pimpinan DPR akan segera menyetor nama-nama calon ke DPD.

"Sudah merupakan tugas pimpinan dewan meneruskannya ke DPD," ujarnya dalam pesan pendek. Mekeng memastikan proses seleksi anggota BPK sesuai dengan jadwal. Artinya, akhir Agustus ini dewan sudah mesti menggelar fit and proper test.


Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

16 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

17 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

18 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

4 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya