Garuda Yakin Raup Laba USD 70 Juta di Akhir 2019, Ini Sebabnya

Sabtu, 27 Juli 2019 05:03 WIB

Jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines ketika bertolak menuju Nairobi, Kenya, pada 10 Maret 2019 membuat sejumlah negara memutuskan untuk melarang Boeing 737 Max 8 beroperasi kembali, salah satunya yakni pada Maskapai Garuda Indonesia. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yakin bakal mencetak laba pada pengujung tahun atau akhir kuartal III 2019 nanti. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal memproyeksikan perusahaannya bakal memperoleh laba US$ 70 juta.

"Kami akan achieve US$ 70 juta karena profitability kita secara year to date lebih baik pada kuartal 1 2019," ujar Fuad di kantornya, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat, 26 Juli 2019.

Menurut Fuad, keuangan perusahaan maskapai pelat merah itu akan menghijau pada kuartal III lantaran adanya pemasukan dari aktivitas haji. Garuda mencatat, pada masa haji 2019, ada sekitar 111.071 jemaah yang berangkat ke Tanah Suci. Garuda telah menyiapkan 14 pesawat untuk mengangkut para jemaah haji yang terdiri atas dua gelombang keberangkatan.

Adapun pada kuartal I tahun ini, Garuda Indonesia mengklaim telah mencatatkan untung US$ 19,7 juta. Keuntungan itu berasal dari pendapatan operasional layanan penerbangan.

Dalam laporannya, manajemen mencatat pemasukan dari layanan penerbangan berjadwal pada kuartal tersebut mencapai US$ 924,93 juta atau meningkat 11,6 persen dari periode sebelumnya. Tahun lalu, pada kuartal I, pendapatan layanan penerbangan berjadwal hanya US$ 828,49 juta.

Pada kuartal II tahun 2019, Fuad meyakini perseroan juga masih memperoleh laba bersih. Namun, besaran laba tersebut belum bisa ia sampaikan. Adapun laporan keuangan pada Juni atau semester I ini baru akan disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan selambat-lambatnya pekan depan atau 31 Juli 2019.

Pada 2018, Garuda Indonesia mencatatkan pembukuan merah. Dalam laporan restatement-nya, perseroan mencatatkan rugi mencapai US$ 175,02 triliun. Padahal sebelumnya, Garuda Indonesia menyatakan untung US$ 5,01 juta.

Laporan itu direvisi setelah Bursa Efek Indonesia, Kementerian Keuangan, dan Otoritas Jasa Keuangan menyatakan perusahaan melakukan pembedakan laporan. Atas audit ulang Badan Pemeriksa Keuangan, Garuda Indonesia juga mengalami sejumlah penyesuaian pada indikator aset menjadi sebesar US$ 4.328 juta dari sebelumnya US$ 4.532 juta.

Berita terkait

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

1 hari lalu

Laba Bersih BTN Syariah Meroket 56 Persen menjadi Rp 164,1 Miliar

BTN Syariah membukukan laba bersih kuartal I 2024 mencapai Rp 164,1 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

1 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

1 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

1 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

2 hari lalu

Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

2 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

3 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya