Gara-gara SARS, Wisatawan Turun 50 Persen

Reporter

Editor

Jumat, 22 Agustus 2003 15:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Angka pariwisata menurun 50 persen sejak mewabahnya sindrom pernafasan akut atau severe acute respiratory syndrome (SARS) . Penurunan tajam menyebabkan banyak agen perjalanan terpaksa gulung tikar atau mengurangi jumlah karyawannya. Pasalnya, selama ini negara-negara endemi SARS merupakan pasar potensial pariwisata. Kira- kira dari lima orang yang sudah membooking, empat orang membatalkan perjalanan, kata Tom MC Ife, Sales and Marketing Manager Panorama Tours kepada wartawan di sela-sela pameran Industri Pariwisata Panorama, Jakarta, Sabtu (3/4) siang. Menurut Tom, biasanya setiap bulan, perusahaannya melayani 5.000 wisatawan yang berangkat ke luar negeri khususnya ke Singapura, Hongkong, dan Cina. Gara-gara wabah SARS, sekarang turun 50 persennya, kegiatan outbound pun menurun 30 persen, Ujarnya. Padahal, tiga negara endemi merupakan pasar paling potensial. Singapura, pada tahun lalu mampu menyedot sejuta wisatawan Indonesia, Hongkong 300 ribu, dan Cina yang tengah naik daun sebelum terjangkit SARS. Secara terpisah, Managing Director Panorama Tours Rama Tirtawisata mengaku terpukul dengan penurunan ini. Katanya, adanya kejadian beruntun, dimulai dari Serangan 11 September, Bom Bali, Perang Irak, dan berpuncak pada wabah SARS, telah menyebabkan kerugian industri pariwisata global. Tapi kami tetap optimistis meski peluangnya sangat kecil,ujarnya. Rama menjelaskan, beberapa upaya yang dilakukan perusahaannya mengatasi paceklik ini, di antaranya memberikan informasi terbaru mengenai SARS kepada pelanggan dan calon pelanggan yang disarikan dari World Health Organization. Umumnya, pelanggan ingin mengetahui negara-negara mana saja yang terjangkit wabah SARS. Upaya lainnya, kata Rama, perusahaannya mulai melirik daerah potensial lainnya, Alternatifnya adalah negara-negara di Eropa khususnya kawasan Eropa Timur seperti Rusia, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika, dan Malaysia. Tapi diakuinya, tak mudah mengalihkan tujuan wisata dari negara-negara itu ke Eropa. Pasalnya, tarif perjalanan ke Eropa lebih mahal sepuluh persen ketimbang daerah Asia. Penyebabnya karena penguatan (mata uang) Euro terhadap dolar (AS) setelah Perang Irak,kata Rama. Selain negara luar, perusahaannya mulai melirik pasar domestik. Bali tetap menjadi primadona, meski banyak orang mencari tempat baru seperti Kampung Daun, Kampung Sampir di Anyer, atau Manado sebagai tempat belanja pengganti Singapura,imbuh Tom. Kegiatan Outbound di Bali merupakan pasar domestik paling dicari meski sempat lesu akibat terorisme. (Istiqomatul Hayati0

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

3 menit lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

7 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Pengacara Sebut Soal Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Dewi Sandra, Ini Artinya

8 menit lalu

Pengacara Sebut Soal Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Dewi Sandra, Ini Artinya

Pengacara Harvey Moeis dan Sandra Dewi mengatakan bahwa keduanya telah membuat perjanjian pisah harta sejak menikah pada 2016. Apa artinya?

Baca Selengkapnya

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

8 menit lalu

Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

25 menit lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

25 menit lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

32 menit lalu

Profil Majed Mohammed Al Shamrani, Wasit untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak di Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak akan menjadi pertandingan kedua Skuad Garuda yang dipimpin wasit Majed Mohammed Al Shamrani.

Baca Selengkapnya

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

42 menit lalu

Hasil Lengkap Seleksi Pemain Asing V-League: Megawati Hangestri Dikontrak, Yolla Yuliana dan Aulia Suci Tidak

Try out alias seleksi pemain asing Asia di Liga Bola Voli Korea Selatan (V-League) sudah selesai. Megawati Hangestri masuk, Yolla dan Aulia tidak.

Baca Selengkapnya

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

43 menit lalu

Sutradara Film Parasyte: The Grey, Yeon Sang Ho Puji Serial Besutan Joko Anwar

Sutradara film Train to Busan itu juga mengatakan, besutan Joko Anwar itu memiliki format yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

43 menit lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya