Bank Indonesia: Defisit Transaksi Berjalan Masih Menjadi Hambatan

Reporter

Eko Wahyudi

Editor

Rahma Tri

Senin, 15 Juli 2019 20:54 WIB

Pekerja melakukan pekerjaan pembangunan gedung betingkat di Jakarta, Senin, 5 November 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen (year-on-year), lebih tinggi dibanding 2017. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengakui bahwa defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) masih menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab, Indonesia masih mengandalkan barang komoditas untuk aktivitas ekspor, sehingga ketika harga komoditas turun, ekspor ikut turun.

"Beberapa hal memang masih menjadi tantangan itu current account defisit karena memang Indonesia masih sangat mengandalkan harga komoditas, sehingga harga komoditas turun, ekspor ikut turun. Ini yang men-down grade kita," kata Nanang saat acara acara Bank OCBC NISP Coffee Morning Talk bertema Meningkatkan Iklim Investasi Keuangan di Indonesia, di Jakarta Pusat, Senin, 15 Juli 2019.

Nanang mengungkapkan, saat ini pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh aktivitas ekspor yang berbasis manufaktur. Untuk tumbuh lebih dari 5 persen Indonesia harus masuk ke dalam global chain value, "kuncinya industri dasar harus kuat," katanya.

Menurut Nanang, pihaknya terus mengawasi kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga. Hal ini sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Kami terus menjaga inflasi tetap terkendali karena inflasi itu penting untuk mendorong investasi dalam negeri,” ungkap Nanang.

Nanang melanjutkan, Bank Indonesia juga terus memastikan stabilitas sistem keuangan agar selalu terjaga dengan baik. Setidaknya, para investor akan melihat Indonesia dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pasar keuangan yang efisien.

“Indonesia growth sustainble dan strong.Kedua hal yang menyakinkan investor. Kalau makro tidak stabil terutama inflasi tinggi, suku bunga fluktuasi dan nilai rupiah bergejolak maka menimbulkan ketidakpastian,” ungkap Nanang.

Menurut Nanang, Indonesia masih menghadapi tantangan seperti nilai tukar rupiah yang bergejolak dan melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia. “Nilai tukar menjadi tantangan karena kita hidup pada iklim dunia yang tidak ramah, membuat balance payment tertekan, harga komiditas menurun,” ujar dia.

Ikuti berita tentang Bank Indonesia di Tempo.co

EKO WAHYUDI

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

6 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

11 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

12 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

21 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

23 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya