Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto saat berkunjung ke Kantor Tempo, Jakarta, 12 Juli 2019. TEMPO/Fardi Bestari
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan saat ini lembaganya telah membuat tim transisi untuk menangani pengalihan pengelolaan Blok Rokan, lapangan migas raksasa di Provinsi Riau.
"Saya memimpin steering committee-nya kemudian di tingkat working level mereka juga mengerjakan alternatif mana yang paling baik untuk Pertamina dan tentu saja mengakomodasi kebutuhan Chevron. Supaya transisi ini bisa jalan," kata Dwi di Kantor Tempo, Jumat, 12 Juli 2019.
Akhir Juli tahun lalu, pemerintah menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola blok migas terbesar di Indonesia, Blok Rokan di Riau mulai 9 Agustus 2021. Blok Rokan sebelumnya dioperasikan perusahaan Amerika Serikat, Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Menurut Dwi, tim transisi perlu dibentuk agar tidak terjadi kemerosotan produksi yang terlalu jauh. "Karena (Blok) Mahakam udah terjadi kemarin transisi kurang begitu bagus turun produksinya begitu tajam," ujarnya.
"Tidak ingin kejadian pada Blok Mahakam terulang, Harapannya SKK bisa mendorong betul Pertamina dan Chevron betul-betul bisa duduk dan mencari titik temu agar berjalan dengan sebaik-baiknya," ungkap Dwi.
Untuk cadangan Blok Rokan diperkirakan masih ada sekitar 1,5 sampai 2 miliar barel minyak. Dwi menjelaskan, cadangan minyak tersebut masih bisa diolah untuk 20 tahun yang akan datang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak Blok Rokan saat ini mencapai 207.000 barel per hari atau setara dengan 26 persen produksi minyak nasional.
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia setelah di Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro Jawa Timur. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak.
SKK Migas Sebut Realisasi Lifting Minyak pada 2023 Hanya Capai 605,5 Ribu Barel per Hari, Bagaimana dengan Salur Gas?
12 Januari 2024
SKK Migas Sebut Realisasi Lifting Minyak pada 2023 Hanya Capai 605,5 Ribu Barel per Hari, Bagaimana dengan Salur Gas?
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Gumi (SKK Migas) merealisasikan lifting minyak sebesar 605,5 ribu barel per hari (BOPD) pada 2023.
Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai
12 Januari 2024
Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto berseloroh tentang proyek pengembangan lapangan migas Blok Masela.
Cadangan Migas Bertambah 599,08 MMBOE, SKK Migas: Komitmen Investasi Rp 156 T
16 Desember 2023
Cadangan Migas Bertambah 599,08 MMBOE, SKK Migas: Komitmen Investasi Rp 156 T
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengklaim berhasil menambah cadangan migas sebesar 599,08 million barrels of oil equivalent (MMBOE)