Harga Anjlok, Garam Diusulkan Masuk Kategori Kebutuhan Pokok

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 13 Juli 2019 06:36 WIB

Proses pembuatan garam Gunung Krayan, Long Bawan, Nunukan, Kalimantan Utara. TEMPO | Ninis Chairunnisa

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kemenko Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengusulkan agar garam kembali dimasukkan ke dalam kategori barang kebutuhan pokok atau barang penting. Hal ini berkaitan dengan harga garam yang belakangan anjlok.

"Garam dikeluarkan dari Perpres 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan barang Penting, sehingga harga pokok produksinya tidak bisa dijaga pemerintah," ujar Agung di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat, 12 Juli 2019.

Alasan dikeluarkannya garam, ujar Agung, antara lain lantaran konsumsinya dinilai sedikit, yaitu 3,5 kilogram per tahun per kapita dan dinilai tak mempengaruhi inflasi. Adapun Kementerian yang bertanggungjawab atas revisi itu adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Perdagangan, melalui pertimbangan Kementerian Perindustrian dan Badan Pusat Statistik, serta lembaga lainnya.

Menurut Agung, garam sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain untuk konsumsi, garam juga digunakan untuk bahan baku 400 jenis industri. "Mungkin ini tidak dipikirkan bahwa kalau tidak ada garam, maka industri kolaps," ujar dia.

Di samping itu, dari segi sosial, ada banyak petani garam yang menggantungkan hidup pada komoditas tersebut. Bila usulan itu diterima, ia akan mengajukan harga minimal sebesar Rp 1.000 per kilogram.

Sebelumnya, petani garam yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku sangat merugi pada musim panen kali ini, karena hasil produksi mereka hanya dihargai Rp 300 per kilogram. Petani merugi karena harga garam milik mereka terus anjlok, bahkan saat ini yang baru masuk musim panen harganya Rp 300 per kilogram.

Fenomena jebloknya harga garam juga terjadi di Indramayu. Sebanyak 8.600 ton garam hingga kini masih tersimpan di sejumlah gudang di Kabupaten Indramayu. Padahal tahun sebelumnya, tidak ada petambak yang memiliki stok garam di gudang seperti saat ini.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi, menjelaskan ribuan ton garam itu belum terjual di Kabupaten Indramayu. “Garam tersebut tersimpan di sejumlah gudang milik petambak garam,” katanya.

Selain soal HPP yang tidak diatur, kualitas diduga menjadi penyebab rendahnya harga garam di tingkat petambak pada musim panen kali ini. "Yang masalah bukan di K1, jadi harga turun itu karena kualitas K2 dan K3," ujar dia. Adapun garam kualitas K2, yaitu yang kandungan NaClnya 90-95 persen dan kualitas 3, yang kandungannya di bawah 90 persen.

Menurut Agung, garam berkualitas K2 dan K3 memang relatif sulit diserap oleh industri. Pasalnya industri membutuhkan garam dengan kualitas K1, yang kandungan NaCl-nya berkisar 95-98 persen . "Yang sekarang teriak harga garam anjlok itu di Cirebon, ternyata garam K2 - K3. Industri bisa menyerap, cuma harganya pasti rendah karena rendemen kecil, jadi tidak bisa dipaksakan tinggi."

RMN IVANSYAH

Berita terkait

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

2 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Terkini, Bawang Merah dan Gula Meroket

9 hari lalu

Daftar Harga Kebutuhan Pokok Terkini, Bawang Merah dan Gula Meroket

Harga sejumlah kebutuhan pokok terpantau naik pada hari ini. Sejumlah bahan pangan itu adalah bawang, cabai daging, gula pasir, ikan dan garam.

Baca Selengkapnya

8 Tips Bagi-Bagi THR saat Lebaran Agar Tidak Tekor

27 hari lalu

8 Tips Bagi-Bagi THR saat Lebaran Agar Tidak Tekor

Bagi-bagi THR adalah salah satu tradisi yang umum dilakukan ketika lebaran. Namun, ketahui tips bagi-bagi THR berikut ini agar tidak tekor.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina Latihan Militer Bersama

28 hari lalu

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina Latihan Militer Bersama

Amerika Serikat, Jepang dan Filipina akan melakukan latihan militer bersama untuk mendukung kawasan Indo-pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Selengkapnya

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

38 hari lalu

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh

Baca Selengkapnya

Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

49 hari lalu

Kapal Bantuan Pertama Tiba di Gaza, 200 Ton Makanan Siap Dibagikan untuk Warga Palestina

Sebanyak 200 ton bahan makan telah tiba di Gaza oleh badan amal Amerika Serikat untuk dibagikan kepada warga Palestina

Baca Selengkapnya

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

52 hari lalu

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.

Baca Selengkapnya

Harga Kebutuhan Pokok di Solo Naik Jelang Ramadan, Daging Ayam Potong Capai Rp 40 Ribu per Kilogram

55 hari lalu

Harga Kebutuhan Pokok di Solo Naik Jelang Ramadan, Daging Ayam Potong Capai Rp 40 Ribu per Kilogram

Harga beberapa jenis komoditas kebutuhan pokok di Kota Solo, Jawa Tengah, naik menjelang Ramadan 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

59 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

59 hari lalu

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok,

Baca Selengkapnya