Gerindra Minta Rupiah Kuat Seperti Era Habibie 6.500 per Dolar AS

Senin, 8 Juli 2019 14:02 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra memberikan catatan terhadap besar rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020. Berdasarkan laporan yang dibacakan anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Golkar John Kenedy Aziz, Gerindra meminta pemerintah optimistis untuk membawa nilai rupiah lebih kuat dari saat ini.

Baca: Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah di Level 14.116 per Dolar AS

"Fraksi Gerindra meminta pemerintah untuk optimistis menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat seperti masa kepemimpinan Presiden Habibie, di mana kurs dapat berubah dari Rp 16.800 menjadi Rp 6.500 per 1 dolar AS," kata John dalam rapat kerja bersama pemerintah, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 8 Juli 2019.

Kendati demikian, Panja menyepakati asumsi nilai tukar dalam RAPBN 2020 ada di kisaran Rp 14.000-14.500 per dolar AS. Faktor yang mempengaruhi nilai tukar itu antara lain adalah risiko berlanjutnya perang dagang antara AS dan Cina yang berimbas kepada volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Apalagi, pertumbuhan ekonomi global belakangan memang relatif lemah. Selain itu, asumsi tersebut juga diambil lantaran Indonesia masih menanggung defisit neraca transaksi berjalan.

Meski demikian, masih ada faktor yang bisa memperkuat nilai tukar rupiah, antara lain berlanjutnya normalisasi kebijakan moneter The Fed, atau bahkan penurunan suku bunga acuan The Fed, serta masuknya arus modal seiring dengan perbaikan ekonomi dan pendalaman pasar keuangan.

Selain soal nilai tukar, pada rapat kali ini Banggar DPR dan pemerintah juga menyepakati pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 hingga 5,5 persen. Asumsi tersebut dinilai realistis dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi domestik dan prospek pelemahan ekonomi global, serta terobosan kebijakan yang akan ditempuh pemerintah.

Mereka juga menyepakati asumsi laju inflasi 2020 sebesar 2,0 hingga 4,0 persen. Pencapaian diharapkan didukung oleh strategi umum pengendalian inflasi dengan menciptakan keterjangkauan harga, menjamin ketersediaan pasokan, memastikan kelancaran distribusi, dan melakukan komunikasi yang efektif dalam menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.

Adapun asumsi makro lainnya adalah tingkat bungan SPN 3 bulan yang dipatok sebesar 5-5,5 persen, harga minyak mentah Indonesia di kisaran US$ 60-70 per barel, lifting minyak bumi 695-840 ribu barel per hari, serta lifting gas bunyi 1,191-1,3 juta barel setara minyak per hari.

Baca: Rupiah Diprediksi Cenderung Terkoreksi hingga 14.205 per USD

Atas asumsi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan menjadikan hasil rapat tersebut sebagai rambu dalam penyusunan nota keuangan final. Ia berjanji akan berkomunikasi bila ada perubahan di kemudian hari. "Dengan selesainya Panja, kami akan mulai finalisasi nota keuangan," kata dia.

Simak berita lainnya terkait rupiah di Tempo.co.

Berita terkait

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

51 menit lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

11 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

19 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

20 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

23 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

1 hari lalu

Imam Budi Hartono Siap Maju Pilkada Depok 2024, Berharap Bisa Koalisi dengan Golkar

Imam Budi Hartono sudah memegang surat keputusan dari DPP PKS untuk maju Pilkada Depok 2024 dan berharap bisa berkoalisi dengan Golkar.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya