Kadin: Progres Pembangunan Sejumlah KEK Masih Lambat

Sabtu, 6 Juli 2019 20:20 WIB

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Pulisan, Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis, 4 Juli 2019. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha menyebut progres pembangunan sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baik yang berbasis industri manufaktur maupun pariwisata berjalan lambat. Kondisi tersebut, salah satunya terjadi di wilayah KEK Maloy Batuta, Kalimantan Timur.

Baca juga: Syarat Tax Holiday di KEK Akan Dilonggarkan

"Masing-masing wilayah ada progresnya, tapi ada yang sangat minimlah, seperti di Maloy Batuta. Itu praktis kayaknya berhenti di jalan, termasuk di Palu usai terkena musibah gempa dan tsunami," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sanny Iskandar, ketika dihubungi Tempo, Sabtu 6 Juli 2019.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengelar acara kunjungan kerja di wilayah yang direncanakan menjadi KEK Tanjung Pulisan-Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis 4 Juli 2019. Dalam kunjunganya Jokowi menginginkan ada kegiatan tahunan di Sulawesi Utara untuk menarik wisatawan.

"Sekarang, pemda dan Kementerian Pariwisata membuat annual event yang pasti. Minggu ke berapa, bulannya apa. Jadi orang ke sini ada terus yang ditonton," kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari Antara, Kamis 4 Juli 2019.

Adapun berdasarkan catatan Tempo, pemerintah menargetkan bakal ada 25 KEK yang dibangun hingga akhir 2019. Kendati demikian, baru sekitar 12 KEK yang telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) pembangunannya. Dari total itu, sebanyak 4 berbasis wisata dan 8 berbasis industri manufaktur.

Sanny menilai lambatnya progres pembangunan KEK di sejumlah wilayah tersebut karena performa manajemen dari pemrakarsa pembangunan yang belum baik. Selain itu, masih banyaknya pemrakarsa yang kesulitan menggaet investor yang bersedia berinvestasi.

"Sebab itu yang paling susah. Karena itu, harusnya mereka cari mitra atau strategic partner swasta untuk mampu menarik investor ke dalam," kata Sanny.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira mengatakan saat masih banyak KEK yang sepi peminat. Sebab, banyak infrastruktur KEK yang telah dibangun pemerintah masih terkendala lokasi yang kurang strategis.

"Kendalanya adalah infrastruktur dari tempat bahan baku, pabrik hingga ke pelabuhan, lokasinya yang cukup jauh, dan kurang efisien akhirnya membuat logistic cost menjadi lebih mahal," kata Bhima ketika dihubungi Tempo, Sabtu 6 Juli 2019.

Bhima melanjutkan, insentif fiskal yang terlalu umum juga membuat investor enggan untuk berinvestasi di wilayah KEK. Dia mengatakan, tidak semua investor membutuhkan insentif berupa tax holiday atau tax allowance. Adapula, yang justru membutuhkan keringanan bea masuk bahan baku atau barang modal.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Mohammad Faisal mengatakan pembangunan KEK juga masih terkendala jenis industri yang belum spesifik. Selain itu, antar KEK juga terlihat belum ada sinergi. "Jadi mau menggarap sektor yang mana? Ditujukan untuk sektor mana?," kata Faisal kepada Tempo, Sabtu.

Selain itu, Faisal menilai banyak infrastruktur dasar yang dibangun untuk KEK masih belum lengkap. Sedangkan dari sisi insentif juga belum berjalan maksimal, sehingga kurang menarik investor.

Berita terkait

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

4 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

4 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

5 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

6 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

6 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

7 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

8 hari lalu

Erick Thohir Terbang ke Doha, Pengusaha Patungan Beri Bonus Rp23 M untuk Timnas U-23

Sejumlah pengusaha, yang diinisiasi oleh Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT), mengumpulkan dana Rp23 milar untuk Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

11 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

12 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

19 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya