Penyataan Donald Trump Dinilai Redakan Perang Dagang Sementara

Minggu, 30 Juni 2019 15:30 WIB

Pertemuan antara Xi Jinping dan Donald Trump berlangsung 80 menit, 10 menit kurang dari yang dijadwalkan.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics atau Core Piter Abdullah Redjalam mengatakan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait komitmen lanjutan pembahasan negosiasi perang dagang belum berarti apa-apa.

Baca juga: Perang Dagang, Trump dan Xi Jinping Sepakat Lanjutkan Negosiasi

"Saya tidak melihat sesuatu yang istimewa dari pernyataan Trump dan juga kesepakatan AS Cina yang lalu. Ini mirip gencatan perang sebelumnya. Perang dagang masih akan berlanjut," kata Piter ketika dihubungi Tempo, Ahad 30 Juni 2019.

Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers usai mengikuti KTT G20 di Osaka, Jepang, Trump menyatakan pemerintah AS dan Cina telah sepakat untuk melanjutkan negosiasi perang dagang. Dia mengatakan, pemerintah AS juga tak akan memberikan tarif dan pajak tambahan bagi produk dari Cina.

Trump telah mengumumkan bahwa pemerintah AS akan memberikan pajak dan tarif tambahan bagi produk Cina sekitar US$ 300 miliar. Selain itu, dalam pernyataan itu, Trump juga telah memperbolehkan perusahaan AS untuk menjual produknya kepada Huawei.

Menurut Piter, kesepakatan yang dihasilkan di sela KTT G20 itu hanya akan meredakan ketegangan sementara. Sebab, kesepakatan itu hanya berupa tidak akan mengenakan tarif baru bagi produk dari Cina. Apalagi, tarif yang telah dikenakan sebelumnya juga tak akan dikurangi.

Karena itu, kata Piter, pernyataan Trump itu tak mengubah kenyataan bahwa perang dagang masih berlangsung saat ini. Meski begitu, setidaknya pernyataan Trump telah memberikan kepastian meski hanya sementara. "Jadi setidaknya perang dagang tidak akan tereskalasi lagi," kata Piter.

Menurut Piter, pernyataan Donald Trump bakal memberikan sedikit efek terhadap kondisi pasar keuangan. Dia mengatakan rupiah diperkirakan positif meski tidak akan terlampau besar. Sebab, kondisi nilai tukar masih akan dipengaruhi oleh faktor lain seperti defisit neraca dagang dan kondisi ekspor-impor.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

13 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

14 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

19 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

23 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya