Bandingkan Harga Tiket Pesawat, Akun Medsos Kemenhub Dibully
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Minggu, 2 Juni 2019 21:00 WIB
TEMPO. CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan melalui akun media sosial Twitter resminya, @kemenhub151, mengunggah simulasi perbandingan harga tiket pesawat di dalam dan luar negeri. Akun medsos Kemenhub itu ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa harga tiket pesawat dalam negeri lebih murah ketimbang luar negeri.
Baca: Tiket Pesawat Mahal, PHRI Minta Presiden Jokowi Open Sky
"Dibandingkan negara lain, tarif jarak di negara kita lebih murah, lho #KawulaModa. Untuk simulasi biaya tarif penerbangan yang lainnya, cek infografisnya ya," tulis akun tersebut Sabtu, 1 Juni 2019.
Unggahan ini disertai dengan informasi bergambar yang menampilkan harga tarif tiket pesawat untuk beberapa kota dengan rute domestik di Indonesia. Di antaranya Jakarta menuju Tanjung Pinang, Biak menuju Merauke, dan Jakarta menuju Timika.
Harga tiket pesawat rute domestik di Indonesia disandingkan dengan rute domestik luar negeri dengan acuan jarak tempuh yang sama. Jakarta-Tanjung Pinang, misalnya, dibandingkan dengan Tokyo-Hokaido yang sama-sama memiliki jarak tempuh sekitar 840 kilometer. Hasilnya, tiket pesawat Tokyo-Hokaido menampilkan tarif Rp 4,6 juta. Sedangkan rute Jakarta-Tanjung Pinang lebih rendah, yaitu Rp 1,5 juta.
Kemenhub juga membandingkan Biak-Merauke dan Montreal-Quabec yang sama-sama memiliki harak tempuh 940 kilometer. Dari perbandingan itu, tarif tiket Montreal-Quabec tampak lebih mahal seharga Rp 3,1 juta. Sedangkan rute Biak-Merauke Rp 1,6 juta.
Terakhir, rute Jakarta-Timika yang memiliki jarak tempuh 3.334 km disandingkan dengan Vancouver-Montreal yang
<!--more-->
berjarak 3.320 kilometer. Kemenhub menunjukkan harga tiket pesawat untuk Vancouver-Montreal mencapai Rp 8,3 juta, sementara Jakarta-Timika hanya Rp 4,4 juta.
Unggahan itu menuai protes dari warganet. Seorang pengguna Twitter bernama Adrian Septian menilai Kemenhub tengah berkilah. Ia berharap, ketimbang mencari pembenaran, kementerian mulai menelisik adanya potensi kartel dalam industri penerbangan nasional.
"Jgn cari pembenaran kalau gabisa kontrol kartel burung dan singa.Your data lacks of: 1. Tanggal, 2. Income per kapita di negara tsb, 3. Source. Dan ini ada teman cari data lain yg ternyata ga semahal yg kalian lampirkan, silakan dicek https://t.co/tIcF6oLAQQ #ShameOnYou," tulis akun Adrian itu.
Akun lain, Riki Hiskia Candra, berpendapat bahwa Kementerian Perhubungan seharusnya tak membandingkan harga di dalam dan luar negeri karena daya beli masyarakatnya berbeda. "Mana bisa di samakan seperti itu, pendapatan kita berbeda dengan negara maju," cuitnya.
Baca juga: Jokowi Ingin Maskapai Asing Masuk Indonesia, PHRI: Kabar Gembira
Bahkan, sehubungan unggahan tentang perbandingan harga tiket pesawat itu, warganet meminta admin pengunggah informasi itu diberhentikan tugasnya. "Setujukah kamu admin @kemenhub151 ini dicopot sebagai admin?" tulis Buya Eson.
Tempo mencoba meminta tanggapan atas reaksi warganet kepada Biro Informasi dan Komunikasi Publik Hengki Angkasawan melalui pesan pendek. Namun, hingga berita ini ditulis, Hengki belum memberikan respons.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA