Pemerintah Kaji Potensi Konflik Sosial di Lokasi Ibu Kota Baru

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Rabu, 15 Mei 2019 18:00 WIB

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin 1 April 2019. Banjir bandang Sentani menyebabkan 105 korban jiwa serta ratusan rumah rusak parah. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan jadwal groundbreaking pembangunan ibu kota baru pada tahun 2021. Sampai saat ini, sejumlah kementerian terkait masih melakukan finalisasi kajiannya sebelum dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi sekitar Juli 2019. Lalu, penetapan lokasi ibu kota terpilih akan diumumkan sebelum akhir 2019.

Baca: Pemindahan Ibu Kota, Jokowi Komitmen Bangun Kota Ramah Lingkungan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan ada banyak pertimbangan yang saat ini masih dikaji pemerintah. Salah satu yang masih dibahas yaitu mengenai situasi sosial dan budaya di lokasi ibu kota baru nanti. Sebab, pemindahan ibu kota akan diikuti pemindahan jutaan Aparatur Sipil Negara (ASN) alias pegawai pemerintah.

"Dalam pemindahan 1,5 juta orang (Aparatur Sipil Negara) ini harus dilihat kondisi sosial di sana bagaimana, welcome enggak?" kata Basuki saat ditemui usai rapat terbatas dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro dan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, di Gedung Bappenas, Rabu, 15 Mei 2019.

Menurut Basuki, kondisi sosial ini menjadi persoalan penting yang mesti dipelajari dengan matang. "Ini serius, kalau enggak, bisa jadi konflik," kata dia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Peringatan serupa sebelumnya disampaikan oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Ia mengingatkan, pemindahan ibu kota negara bukan hanya untuk menghidupkan ekonomi wilayah di sekitarnya, namun hal terpenting adalah tidak menimbulkan konflik antara warga yang sudah lama bermukim dengan pendatang baru.

“Masalah gesekan sosial seperti inilah yang sangat patut diwaspadai. Berbeda dengan masalah geologi, ekonomi, maupun pembangunan, masalah sosial adalah hal yang sangat fundamental untuk diwaspadai,” kata dia dalam keterangannya pada Selasa, 7 Mei 2019.

BACA JUGA: OLX: Pencarian Rumah di Palangkaraya Naik 5 Kali, Sejak..

Peringatan serupa juga disampaikan sejumlah dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang mengusulkan lokasi calon ibu kota menempati daerah yang terbuka. Selain itu, wilayah tersebut dalam aspek kependudukannya juga cukup heterogen untuk meminimalisasi potensi konflik sosial dan budaya.

“Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur masyarakatnya lebih heterogen. Lebih tepat bila dilihat dari potensi konflik sosial-budaya,” kata Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam di Yogyakarta, Rabu, 8 Mei 2019.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

12 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

12 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

12 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

13 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

13 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

13 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

13 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

14 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

17 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

17 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya