Perang Dagang AS vs Cina Kembali Memanas, Indef Minta Pemerintah Waspada

Sabtu, 11 Mei 2019 20:30 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance atau Indef meminta pemerintah kembali waspadai mengenai ancaman perang dagang antara Cina dengan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan salah satunya dampak terhadap sektor perdagangan Indonesia.

BACA: Perang Dagang, Donald Trump Naikkan Tarif Impor Barang dari Cina

"Jadi memang ada efek yang merugikan Indonesia jika ada perang dagang antara AS dan China. Pemerintah perlu mewaspadai perang dagang ini dengan seksama, lewat jalur perdagangan," kata Tauhid dalam sebuah diskusi yang digelar Indef di Jakarta, Sabtu 11 Mei 2019.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menaikkan tarif impor untuk produk-produk Cina. Seperti dilaporkan berbagai media, Trump menaikkan tarif impor dari 10 persen menjadi 25 persen. Akibat, pernyataan ini perdangan bursa saham di Cina sempat merosot tajam pada Jumat, 10 Mei 2019.

BACA: Dampak Perang Dagang, Harga Koper Hingga Vacum Cleaner Cina Naik

Advertising
Advertising

Menurut Tauhid, dengan kenaikan tersebut tentu tidak hanya berdampak pada ekonomi Cina, tetapi juga negara lain termasuk Indonesia. Apabila dalam kurun waktur dekat Cina juga membalas dengan kenaikan tariff impor sebesar 25 persen, maka kedua negara dan seluruh dunia akan terkena dampaknya.

Tauhid menjelaskan, hal ini penting mengingat kondisi ekspor yang melambat pada kuartal I 2019. Menurut Tauhid pada kuartal I 2019, ekspor tercatat melambat sebesar -2,98 persen secara year on year. Angka ini jauh lebih dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,94 persen year on year.

Tauhid menuturkan, dengan kondisi ekonomi dunia yang terus melambat dan ditambah efek perang dagang, maka akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Cina berpotensi terkoreksi sebesar hampir 1 persen pada 2021.

Efeknya, dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Cina maka juga berpotensi menurunkan permintaan ekspor ke Indonesia. Tauhid mengatakan, penurunan 1 persen PDB Cina akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,14 persen sementara apabila penurunan 1 persen PDB Amerika akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,05 persen

"Artinya, PDB kita akan terkoreksi kurang lebih secara bersamaan dapat mencapai 0,19 persen tanpa contagion efek. Efek ini akan lebih besar apabila menjalar kenegara-negara lain yang kemudian berdampak bagi Indonesia," kata Tauhid.

Baca berita tentang Perang Dagang lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

4 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

8 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

18 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

2 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

2 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

2 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya