Ingin Dongkrak Harga, Kementan Stop Ekspor Lada ke Vietnam

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Sabtu, 4 Mei 2019 15:51 WIB

Warga menjemur buah lada di Dusun Sontas, Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, 9 Desember 2015. Sejumlah petani memasarkan lada mereka ke negeri jiran. Di Malaysia, lada putih kualitas terbaik dihargai RM 70 atau senilai Rp 224 ribu per kilogram, sedangkan di pasar lokal hanya dihargai Rp 160 ribu hingga Rp 175 ribu per kilogram untuk kualitas yang sama. ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) memutuskan untuk menghentikan ekspor lada putih ke Vietnam. Selanjutnya, ekspor lada putih akan langsung dialihkan ke India serta Eropa agar petani mendapatkan harga jual yang baik untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

Baca: Perjuangkan Ekspor Sawit, Pemerintah Bakal Bentuk Task Force

"Negara tujuan ekspor selama ini ke Vietnam, jadi harus dipotong menjadi ekspor langsung ke India dan Eropa," kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat pelepasan ekspor lada putih di perkebunan lada putih Desa Air Seruk Belitung, Sabtu 4 Mei 2019.

Ia mengatakan penghentian ekspor lada ke Vietnam dilakukan karena selama ini negara tersebut mengolah kembali lada dari Indonesia untuk diekspor ke Eropa dan India. Karena itu, pemerintah ingin menjangkau langsung pasar Eropa dan India, dengan harga yang lebih kompetitif. Ke depan pengolahan langsung harus juga dilakukan di Indonesia.

"Kita sudah melakukan negosiasi dengan India. Sekarang sudah bisa masuk ke India. Tadi ke Amerika kemudian Jepang dan Eropa, ini upaya kita semua. Contoh, dulu manggis itu kan transit ke Malaysia dan Singapura. Sayang kan petani kita. Tapi sekarang sudah bisa langsung ke negara Cina," kata Amran.

Oleh karena itu, Mentan telah perintahkan Badan Karantina Pertanian agar mendorong semua produk ekspor Indonesia langsung sampai ke negara tujuan atau tidak transit di negara lain.

"Itulah mimpi kita. Kita memproduksi dengan kualitas tinggi dan produktivitas tinggi. Kemudian kita melakukan hilirisasinya, nilai tambahnya kita dapat di mana-mana, kemudian kita mengekspor langsung ke negara tujuan," tutur Amran optimistis.

Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah mengapresiasi kinerja Kementan melalui Karantina Pertanian Pangkal Pinang yang telah mengawal komoditas unggulan daerahnya ke mancanegara.

Baca: Jokowi Berharap Pertumbuhan Ekonomi pada 2020 Capai 5,6 Persen

Ia berharap pemerintah pusat memberi perhatian khusus bagi subsektor perkebunan di daerahnya. Sehingga kejayaan komoditas pertanian asal Bangka Belitung bisa dikembalikan.

"Produktivitas lada di Bangka Belitung 2,5 ton per hektare. Produksi 2017 sebesar 34.000 ton, pada 2018 sebesar 36.000 ton, dan 2019 ditargetkan 43.000 ton. Ke depannya dengan program Kementan, kami berharap produktivitas dan kualitas bisa naik," kata Abdul Fatah.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

3 jam lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

1 hari lalu

Nurul Ghufron Seret Alexander Marwata, Yudi Purnomo: Harus Didalami

Yudi Purnomo menilai sidang etik terhadap Nurul Ghufron bisa membuka fakta baru soal apakah Alexander Marwata terlibat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

1 hari lalu

Sidang Etik Nurul Ghufron 14 Mei, Dewas KPK Pastikan Tak Akan Ditunda Lagi

Dewas KPK memastikan tak akan menunda lagi sidang etik terhadap Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

2 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

3 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

3 hari lalu

Kementan Terbitkan Permentan No.01 Tahun 2024, Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Revisi Permentan untuk memastikan penyaluran pupuk bersubsidi secara akurat dan tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

3 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

3 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya