Sebelum Dukung Jokowi, Faisal Basri Gencar Kritik Ekonomi RI

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 13 April 2019 11:55 WIB

Faisal Basri menunjukkan medalinya usai mengikuti BRI Mekaki Marathon 2017 di kawasan pantai Mekaki, Sekotong, Lombok Barat, 30 April 2017. Dalam ajang marathon ini, peserta akan disuguhi pemandangan elok kawasan pantai di Sekotong, dan teluk Mekaki. Foto: Alfan Noviar

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri resmi menyatakan dukungannya terhadap pasangan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan wakilnya Ma'ruf Amin.

Baca: Faisal Basri Dukung Jokowi: Akal Sehat dan Nurani Membimbing Saya

Melalui akun twitter @FaisalBasri, ia mencuit mendukung Jokowi karena kesadaran nurani. “Akal sehat dan kesadaran nurani yang akhirnya membimbing saya memilih Jokowi,” cuit Faisal melalui akun @FaisalBasri. Unggahan itu pun menuai reaksi dari para pengikutnya.

Sebelum resmi menyatakan dukungannya, Faisal Basri dikenal sebagai tokoh yang vokal mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah. Pada akhir Maret lalu, Faisal Basri menyarankan pemerintah berfokus meningkatkan pendapatan di sektor jasa.

Dibanding ekspor dan produksi barang, jasa menjadi penyokong masa depan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. “Sektor penghasil barang seperti manufaktur, pertambangan, pertanian pertumbuhannya hanya 3 persenan. Sementara jasa 6 persenan. Jadi buat apa (membahas) ekspor?” kata Faisal Basri dalam diskusi bertajuk Ekonomi Dunia Melambat, Bagaimana Nasib Ekspor Kita di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu sore, 27 Maret 2019.

Penyumbang devisa terbesar juga berasal dari sektor jasa. "Turis menyumbang US$ 14 miliar dan tenaga kerja menyumbang US$ 14 11 miliar,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Faisal Basri juga menyoroti utang pemerintah. Namun bedanya, Faisal menyebut utang pemerintah Presiden Jokowi masih dalam batas aman kendati terjadi kenaikan dibandingkan presiden sebelumnya. "Memang utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo meningkat relatif pesat. Selama kurun waktu 2014-2018 utang pemerintah pusat naik 69 persen, dari Rp 2.605 triliun menjadi Rp 4.416 triliun," kata Faisal dikutip dalam laman tersebut yang diunggah pada Ahad, 27 Januari 2019.

Ia mengingatkan surat utang pemeringah yang banyak dipegang investor asing yaitu 37,8 persen, mengakibatkan ekonomi Indonesia rentan terhadap gejolak eksternal.

Di bidang infrastruktur, Faisal Basri pembangunan jalan tol yang berbasis di daratan. Padahal, Indonesia merupakan negara maritim yang wilayahnya lebih banyak perairan. "Jadi harusnya, infrastruktur laut-lah yang jadi backbone (tulang punggung), jadi kalau bangun infraatruktur itu jangan meniru China atau Malaysia (berbasis darat)," katanya dalam diskusi di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Kamis, 28 Februari 2019.

Walhasil, kata Faisal, biaya logistik yang seharusnya turun jika ada infrastruktur laut, terpaksa bertahan di level yang cukup tinggi. Dari data yang dilansir Nikkei, Faisal menyebut biaya logistik Indonesia 25 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Sementara Vietnam dan Thailand hanya 20 persen dan 15 persen.

Terakhir, ia juga menyoroti tingginya impor gula. Mengutip dari data teranyar, Indonesia telah menjadi importir gula terbesar di dunia.

Baca: Prabowo Sering Cemooh Utang, Faisal Basri: Negara Masih Aman

Berdasarkan data statistik, Indonesia menjadi juara impor gula pada periode 2017-2018 dengan besar impor 4,45 juta metrik ton. Angka itu diikuti oleh Cina di posisi kedua dengan 4,2 juta metrik ton dan Amerika Serikat dengan 3,11 juta metrik ton.

Faisal Basri menduga adanya praktek rente di balik melonjaknya impor gula Indonesia tersebut. Di samping itu, ia melihat ada perbedaan harga yang cukup signifikan antara harga gula mentah dunia dengan harga gula di pasaran.

CAESAR AKBAR | FAJAR PEBRIANTO | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

55 menit lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

2 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

5 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

6 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

7 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

10 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

11 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

11 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

11 jam lalu

Prabowo Ingin Buat Presidential Club, Tanggapan Jokowi hingga Pengamat Politik

Prabowo Subianto berkeinginan membuat klub kepresidenan atau presidential club

Baca Selengkapnya