Terowongan Bawah Tanah Terpanjang di RI Dibangun, Biaya Rp 293 M
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 8 April 2019 17:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang membangun terowongan bawah tanah atau underpass terpanjang di Indonesia. Terowongan sepanjang 1,3 kilometer itu terletak di bawah Bandara Kulonprogo atau New York International Airport (NYIA), Yogyakarta.
Baca: Mangkrak 15 Tahun, Jokowi Ambil Alih Terowongan Nanjung
"Underpass terpanjang ini merupakan bagian dari Jalan Nasional Pansela (Pantai Selatan) Jawa. Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin, 8 April 2019.
Pembangunan underpass yang dilakukan sejak November 2018 kini sudah mencapai 30 persen dan ditargetkan selesai pada Desember 2019. Biaya pembangunan bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara Tahun Anggaran 2018-2019 sebesar Rp 293,18 miliar.
Menurut Basuki, pembangunan terowongan bertujuan agar akses jalan nasional khususnya yang berada di jalur pantai selatan Jawa yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta tetap terbuka. Hal tersebut, lanjutnya, antara lain karena pembangunan Bandara Kulonprogo memotong jalan pansela yang lama. "Underpass terpanjang ini merupakan bagian dari Jalan Nasional Pansela Jawa. Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan,” kata Basuki.
Untuk menjamin keamanan underpass, Menteri PUPR telah memerintahkan Ketua Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan Sugiyartanto yang juga Dirjen Bina Marga memperhitungkan secara cermat seluruh aspek keamanan dan keselamatan terowongan tersebut. Salah satunya agar jalan keluar kegawatdaruratan atau emergency exit perlu ditambah.
"Saat ini masih dibahas untuk kajian lebih mendalam untuk menambah aspek keamanannya," ujar Basuki.
Selain itu, Menteri Basuki meminta kontraktor yakni Kerja Sama Operasi PT Wijaya Karya dan PT MCM untuk memperhatikan aspek saluran air terowongan untuk menghindari terjadinya banjir. Kontraktor juga diminta untuk meningkatkan metode kerjanya dengan memperhatikan aspek seperti kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan kebersihan.
Jalan nasional, kata Basuki, juga tidak boleh berdebu akibat keluar masuk mobil proyek. "Oleh karenanya mobil proyek harus bersih baik keluar maupun masuk lokasi proyek sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna jalan."
Baca: Ditinjau Jokowi, Terowongan Air Nanjung Target Rampung Tahun Ini
Sebagai dukungan untuk pembangunan Proyek Bandara Baru Yogyakarta yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), Menteri Basuki mengatakan bahwa Kementerian PUPR bersama PT Angkasa Pura I (Persero) akan menangani permasalahan banjir yang sempat terjadi pada Maret 2019.
ANTARA