Kebutuhan Impor Gula Mentah di 2019 Tembus 2,2 Juta Ton

Senin, 8 April 2019 11:53 WIB

Petani tebu dari berbagai daerah di Indonesia menaburkan gula import saat aksi demo didepan istana negara, 28 Agustus 2017. Petani tersebut menuntut harga gula yang merosot tajam rata-rata Rp 9.000-9.500/kg, jauh dibandingkan tahun 2016 yang rata-rata Rp 11.000-11.500/kg. TEMPO/Rizki Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan impor gula mentah untuk gula kristal rafinasi pada tahun ini diperkirakan mencapai 2,2 juta ton. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo.

Baca: Faisal Basri Kritik Impor Gula Meroket, Ini Reaksi Menteri Luhut

Rachmat mengatakan bahwa volume itu dihitung berdasarkan proyeksi kebutuhan gula mentah (GM) untuk gula kristal rafinasi (GKR) dari sektor industri pada tahun ini sebanyak 3,2 juta ton dan sisa stok tahun lalu 1 juta ton. “Berdasarkan audit dari PT Sucofindo, sisa stok GM untuk GKR dari impor tahun lalu masih 1 juta ton. Itu kami gunakan untuk kebutuhan industri pada 2 bulan pertama tahun ini,” katanya, Ahad, 7 April 2019.

Pemerintah tahun ini memberi kuota impor gula mentah sebanyak 2,8 juta ton. Dengan menghitung kebutuhan tahun ini yang hanya 2,2 juta ton, otomatis akan menimbulkan sisa 600 ribu ton.

Terkait dengan hal tersebut, Rachmat mengatakan, sisa kuota tahun impor tahun ini akan digunakan untuk stok tahun depan. Biasanya industri mencadangkan sekitar 600 ribu ton gula mentah untuk gula kristal rafinasi dari tahun sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan awal tahun, seperti yang dilakukan pada tahun ini.

Advertising
Advertising

Stok cadangan gula tersebut, menurut dia, sangat penting untuk mengantisipasi terlambat keluarnya izin impor gula mentah dari pemerintah. Dia mencontohkan pada tahun ini, Kementerian Perdagangan baru mengeluarkan surat persetujuan impor pada akhir Januari.

Hal itu membuat impor gula mentah untuk gula kristal rafinasi baru dapat dilaksanakan pada awal Februari dan barang tersebut baru bisa masuk ke Indonesia pada akhir bulan yang sama, lantaran lamanya proses impor yang bisa memakan waktu 3 pekan.

“Biasanya memang kami mencadangkan sekitar 600 ribu ton dari kuota impor tahun sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan industri pada dua bulan pertama setiap tahunnya,” kata Rachmat.

Meski begitu, Rachmat mengatakan, sisa kuota impor pada tahun ini bisa saja tidak sebanyak 600 ribu ton sesuai dengan proyeksi. Pasalnya, hal itu bergantung pada permintaan dari industri yang bisa saja mengalami kenaikan.

Baca: Ombudsman RI Sebut Siasat Impor Pengusaha Gula Rafinasi

Untuk itu, lanjut Rachmat, AGRI dan pelaku industri sektor makanan dan minuman sedang menyusun laporan evaluasi terkait dengan kebutuhan gula mentah untuk gula kristal rafinasi bagi industri. Proses evaluasi tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali dan akan dilaporkan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan kuota impor gula periode berikutnya.

BISNIS

Berita terkait

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

1 hari lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

9 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

17 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

22 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

27 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

31 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

37 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

40 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya