Luhut Jamin Bandara dan Pelabuhan Strategis Takkan Dikuasai Asing

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Minggu, 31 Maret 2019 14:45 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dalam debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019. Diedit dari ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menjamin bahwa pelabuhan strategis Indonesia tidak akan dikuasai atau dioperasikan oleh pihak asing. Hal ini ia sampaikan untuk menjawab kekhawatiran capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam Debat Pilpres IV, Sabtu 30 Maret 2019 semalam.

Baca: Notulen Rapat Bocor, Garuda Diminta Turunkan Harga Tiket

"Kan kalau pelabuhan pelabuhan strategis, tadi sudah dijelaskan, tidak akan pernah kita kerjasamakan," jelas Luhut seperti dikutip dari Bisnis.com, Ahad 31 Maret 2019 Namun, Luhut menambahkan, pelabuhan-pelabuhan yang sifatnya komersial dikerjasamakan, dengan pengawasan ketat.

Sebelumnya, Prabowo menyebut bahwa pelabuhan dan bandara di Indonesia tidak boleh dioperasikan oleh asing karena merupakan saluran nafas bangsa.

Menanggapi pernyataan Prabowo tersebut, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menegaskan bahwa standar manajemen pelabuhan dan bandara di seluruh dunia memang seperti itu. "Itu berlaku universal. Negara lain juga begitu. Tanya aja kalau nggak percaya," ungkap Luhut.

Sebelumnya, Prabowo mengklaim bahwa negara sedikit yang memperbolehkan pengelolaan bandara dan pelabuhan oleh investor asing. "Bukan antiasing ini, menyoal keamanan nasional. Kami khawatir, kepentingan nasional kita tidak cocok, bisa ditutup saluran nafas kita,” ujar Prabowo.

Sedangkan capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menyatakan bahwa investasi masih diperlukan untuk membangun infrastruktur bandara dan pelabuhan komersial.

Advertising
Advertising

Baca: Akhir Maret, Garuda Indonesia Buka Rute Jakarta - Nagoya

Jokowi memastikan, selama ia menjabat Presiden RI, pemerintah tidak akan memberikan pengelolaan pelabuhan yang digunakan untuk markas AL. Bandara yang digunakan untuk markas AU juga tidak akan mungkin dikerjasamakan dengan investor asing.

"Tapi kalau bandara dan pelabuhan komersial, kenapa tidak? Lagipula masih mayoritas dikelola oleh [BUMN] Pelindo dan Angkasa Pura," jelas Jokowi.

BISNIS.COM

Berita terkait

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

13 menit lalu

Jokowi akan Minta Prabowo Garap 78 Ribu Hektare Tambak Mangkrak Senilai Rp 13 Triliun

Presiden Jokowi akan meminta Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menggarap tambak mangkrak di Pantura sekitar 78.000 hektare.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

31 menit lalu

Pakar Sebut Presidential Club Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Ini Alasannya

Menurut pakar, Prabowo lebih baik menggunakan Wantimpres ketimbang menghidupkan kembali Dewan Pertimbangan Agung.

Baca Selengkapnya

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

35 menit lalu

Hujan Kritik, Wacana Tambah Pos Kementerian di Kabinet Prabowo

Majalah Tempo melaporkan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar di pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

37 menit lalu

Publik Menunggu Susunan Kabinet Prabowo-Gibran, Begini Aturan Pembentukan Kabinet?

Masyarakat menunggu bentukan kabinet Prabowo-Gibran. Bagaimana aturan pembentukan dan di pasal mana menteri tak boleh rangkap jabatan?

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

39 menit lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

55 menit lalu

Pakar Sebut 26 Menteri Cukup dalam Kabinet: Banyak Kementerian Saling Tabrak

Dalam Kajian Pusat Studi Konstitusi Unand, Feri Amsari menyatakan Indonesia hanya membutuhkan 26 menteri.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

1 jam lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

1 jam lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

1 jam lalu

Eko Patrio Diusulkan Menjadi Menteri oleh PAN, Tanggapan Gibran hingga Rekam Jejak

PAN sedang menyiapkan komedian Eko Patrio untuk mendapat posisi menteri dalam kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

2 jam lalu

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

Sudah ada aturan yang mengatur bahwa maksimal jumlah yang ditetapkan ialah 34 menteri dan kementerian.

Baca Selengkapnya