Akuisisi dan Merger Bank Diprediksi Bakal Makin 'Ngetren'

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Selasa, 26 Maret 2019 16:53 WIB

Aviliani. TEMPO/ Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai bahwa di masa mendatang konsolidasi antarbank akan semakin marak terjadi. Akuisisi dan merger bank ini menjadi tren lantaran perkembangan teknologi memang menuntut bank tidak hanya berdiri sendiri, melainkan berkolaborasi dengan bank maupun lembaga lainnya.

Baca: Saham Bank Permata Melonjak Usai Kabar Bakal Dibeli Bank Mandiri

“Bank sekarang, yang sendiri dan enggak berpikir kolaborasi, itu yang harus hati-hati. Berarti dia enggak berpikir tentang perubahan yang terjadi, yang akan menyebabkan dia mati dengan sendirinya,” kata Aviliani saat ditemui usai diskusi Indef di ITS Tower, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Maret 2019.

Aviliani menerangkan, konsolidasi antarbank ini bisa berbentuk merger, akuisisi, ataupun sekedar pembelian sebagian saham milik dari satu bank ke bank lainnya. Selain itu, hasil dari konsolidasi ini juga akan membuat nilai dari perusahaan bertambah tinggi jika dilakukan saat ini. “Kalau nanti yang lain sudah berkelompok, bisa ada bank yang tinggal nama, dijual nilainya juga sudah enggak ada,” ujar dia.

Dikutip dari laporan Koran Tempo pada 11 Maret 2019, sejumlah bank dengan modal jumbo terus menjajaki rencana konsolidasi berupa akusisi dan merger dengan bank kecil. Bank ini membidik penguasaan bank yang berpotensi menopang ekspansi bisnisnya.

Advertising
Advertising

Beberapa bank yang mengambil langkah konsolidasi antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank BUMN ini dikabarkan akan membeli saham PT Bank Permata Tbk, setelah Standard Chartered Bank, sang pemilik saham utama, melakukan divestasi. Lalu, ada juga PT Bank Central Asia Tbk yang disebut-sebut akan mengakuisisi beberapa bank, salah satunya Bank Royal Indonesia.

Baca: Hanya Dua Bank BUMN yang Masih Merekrut Karyawan Baru

Aviliani menyebut bahwa konsolidasi alamiah ini mungkin harus diikuti oleh arsitektur tertentu di tubuh perbankan untuk meresponsnya. Salah satunya yaitu menyiapkan bank khusus yang bergerak di sektor spesifik. “Jadi bank khusus yang dimiliki ini, ya biarin aja segitu, biarkan tumbuh segitu aja dengan bisnisnya,” kata Komisioner Bank Mega ini.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK juga memperkirakan industri perbankan nasional bakal terus menuju arah konsolidasi, baik akuisisi maupun merger. Ini terjadi karena ketatnya persaingan dan perkembangan teknologi sistem keuangan. “Ke depan akan terjadi merger alamiah. Saya perkirakan yang ideal 20 - 30 bank," kata JK di Perbanas Institute, Jakarta, Rabu, 27 Februari 2019.

Berita terkait

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

7 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

8 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

8 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

11 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

19 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Jadwal Operasional Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI hingga BTN selama Libur Lebaran 2024

Berikut jadwal operasional Bak Mandiri, BCA, BNI, BRI dan BTN selama libur Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

21 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

BCA Raih 2 Penghargaan dari Euromoney Inggris

23 hari lalu

BCA Raih 2 Penghargaan dari Euromoney Inggris

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA meraih dua penghargaan bank terbaik dari Euromoney Global Private Banking Awards 2024.

Baca Selengkapnya