Baru Ungkap Keberadaan Pilot Ketiga Lion Air, Ini Alasan KNKT
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rahma Tri
Kamis, 21 Maret 2019 20:02 WIB
Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mengakui adanya pilot ketiga yang ikut dalam penerbangan Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT043. Namun, keterangan pilot ketiga pada penerbangan Denpasar - Jakarta itu belum dimasukkan dalam laporan pendahuluan investigasi kecelakaan Lion Air JT 610.
Baca: Misteri Pilot Ketiga yang Kemudikan Lion Air Sehari Sebelum Jatuh
Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT,Nurcahyo Utomo, membeberkan alasan mengapa keterangan pilot ketiga penerbangan Lion Air PK-LQP itu tidak ada dalam laporan pendahuluan investigasi. "Kami sudah mendapatkan informasi tetapi waktu itu kami belum sempat mewawancara dan menulis laporan," ujar dia di kantornya, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.
Kala itu, kata Nurcahyo, KNKT mesti merampungkan laporan awal investigasi kecelakaan itu dalam 30 hari setelah kecelakaan terjadi. Adapun Lion Air JT610 jatuh pada 29 Oktober 2019. Pada saat bersamaan, ia mengatakan KNKT juga masih disibukkan dengan aktivitas lain, misalnya mencari kotak hitam pesawat nahas tersebut.
"Sehingga, yang kami utamakan saat itu adalah mewawancara kru yang aktif," tutur Nurcahyo. Ia mengatakan pilot ketiga itu baru bisa diwawancara setelah laporan pendahuluan rampung. Sehingga, informasi mengenai pilot tersebut baru terkuak di masyarakat belakangan ini.
Nurcahyo berujar lembaganya memanggil pilot ketiga itu untuk mencari tahu apa yang dilihat dan didengar awak pesawat saat Boeing PK-LQP mengalami gangguan setelah digantinya angle of attack sensor. "Kalau ada peringatan apa yang muncul dan bagaimana kerjasama antara kapten dan kopilot, serta suasana apa yaang dirasakan, itu yang kami harapkan," ujar dia.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menambahkan, saat ini lembaganya telah mewawancarai pilot ketiga tersebut. Namun, sesuai dengan Undang-undang No 1 Tahun 2009, pernyataan dari seseorang yang diperoleh selama proses investigasi tidak boleh dipublikasikan. "KNKT tidak akan menyampaikan hasil wawancara tersebut," dia menegaskan.
Dalam kesempatan yang sama, Soerjanto membenarkan keberadaan pilot di kokpit pada penerbangan JT-043 tersebut. Dia mengatakan pilot tersebut baru saja selesai menjalankan tugas terbang dan akan kembali ke Jakarta. Selain itu, pilot ketiga itu juga memiliki kualifikasi sebagai pilot Boeing 737 Max 8. Namun, KNKT tidak mau memberikan informasi mengenai identitas sang pilot.
Malam sebelum jatuh dalam penerbangannya menuju Pangkalpinang, pesawat Lion Air dengan nomor registrasi PK LQP itu sempat terbang dari Bandara Ngurah Rai, Bali ke Jakarta. Pesawat sempat mengalami masalah pada malam itu.
<!--more-->
Dilansir dari Bloomberg yang dikutip Bisnis.com, seorang pilot ketiga menjadi penyelamat dalam penerbangan Lion Air beregistrasi PK LQP. Pilot yang sedang tak bertugas itu menjadi penyelamat seluruh kru dan penumpang setelah mengatasi masalah dalam penerbangan Lion Air PK LQP dari Denpasar ke Jakarta pada 28 Oktober 2018.
Berdasarkan dua orang sumber yang terlibat dalam investigasi kecelakaan Lion Air, pilot tersebut kebetulan menumpang dalam penerbangan dan duduk di kursi cadangan di dalam kokpit. Pilot mampu mendiagnosis masalah dengan tepat dan menonaktifkan sistem kontrol penerbangan yang mengalami malfungsi.
Pilot meminta kru untuk memutus arus listrik ke motor yang menggerakkan hidung pesawat ke bawah. Pesawat pun berhasil mendarat dengan selamat di Jakarta. Namun, insiden itu tidak dicatat. Keesokan harinya, dalam penerbangan Jakarta - Pangkalpinang, pesawat tersebut kembali mengalami masalah yang sama dan jatuh di Laut Jawa, menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya.
Fakta ini menjadi petunjuk baru dalam penyelidikan kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air. Hasil penyelidikan awal pada kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pun menunjukkan adanya kemiripan dengan kecelakaan Lion Air.
Baca: Rekaman Lion Air JT 610 Bocor, Penyelidik Gelar Konpers
Kehadiran pilot ketiga ini belum pernah diungkapkan sebelumnya oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Lion Air, serta Boeing. "Semua data dan informasi yang kami miliki di penerbangan dan pesawat telah diserahkan ke KNKT. Kami tidak dapat memberikan komentar tambahan pada tahap ini karena penyelidikan yang sedang berlangsung atas kecelakaan itu," kata juru bicara Lion Air Danang Prihantoro melalui telepon, seperti dikutip Bloomberg.
CAESAR AKBAR | BISNIS.COM