Sri Mulyani: The Fed Tak Naikkan Suku Bunga, Baik untuk Seluruh Dunia

Kamis, 21 Maret 2019 14:28 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani didampingi jajarannya memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019. Sri Mulyani melaporkan realisasi APBN hingga akhir Februari 2019, tercatat Rp54,61 triliun atau 0,34 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keputusan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed yang tidak menaikkan suku bunga acuan, merupakan hal yang baik untuk seluruh dunia. Keputusan tersebut juga, menurut Sri Mulyani, mengurangi tekanan termasuk bagi perekonomian Indonesia.

BACA: Pemilu 2019, Sri Mulyani Yakin Investasi Tumbuh Lebih Baik

"Kalau The Fed tidak menaikkan suku bunga berarti itu baik untuk seluruh dunia," kata Sri Mulyani di Hotel Bidakara, Kamis, 21 Maret 2019.

Tapi juga, kata Sri Mulyani, keputusan itu juga menggambarkan, bahwa The Fed memberikan perhatian kepada pelemahan ekonomi baik di AS, ataupun seluruh dunia.

BACA: Sri Mulyani Beri Sinyal akan Anggarkan Dana Kecamatan

Menurut dia, keputusan The Fed itu, menunjukkan bahwa lingkungan global mungkin memang sedang menjadi lemah. "Namun, dengan The Fed tidak menaikkan suku bunga, berarti tekanan seperti yang terjadi pada 2018, yakni kenaikan empat kali, tidak terjadi tahun ini," kata dia.

Pada 20 Maret 2019, Federal Open Market Committee The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate di angka 2,25 hingga 2,50 persen.

Sri Mulyani juga mengatakan yakin investasi tahun ini akan tumbuh lebih baik. Hal itu karena dia melihat pada awal tahun sudah dimulai dengan hal baik, yaitu inflasi yang rendah.

"Bahkan deflasi pada bulan Februari, kemudian neraca pembayaran transaksi perdagangan juga positif," kata Sri Mulyani

Tapi, kata dia, Indonesia juga tetap harus berhati-hati melihat kemungkinan lingkungan global yang melemah. Menurut dia, kalau lingkungan global melemah, Indonesia harus fokus dalam penguatan ekonomi dalam negeri yang harus tahan guncangan global.

"Makanya konsumsi dalam negeri harus meningkat, investasi meningkat dan belanja juga meningkat dan tetap melakukan diversifikasi ekspor, sehingga target bisa diupayakan untuk pertumbuhan ekonomi tercapai," ujar Sri Mulyani.

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

16 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya